Menjelang masa kampanye Pemilihan Gubernur DKI, dipastikan ada Tim Sukses (Timses) yang bekerja keras untuk memenangkan pasangan gubernur wakil gubernur jagoannya. Termasuk cagub cawagub Ahok – Djarot.
Dikabarkan, Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi menyatakan bersedia menjadi Timses Ahok – Djarot, setelah Nusron Wahid diberhentikan karena merangkap jabatan sebagai Kepala BNP2TKI.
Yang perlu diwaspadai oleh pasangan Ahok – Djarot adalah kesetiaan Prasetio bila benar menjadi Timsesnya. Dia bisa menjadi Brutus atau pengkhianat. Bukannya memenangkan Ahok – Djarot, malah kemungkinan mengajak warga DKI untuk tidak memilih Ahok – Djarot. Dia menjadi musuh dalam selimut.
Masih segar dalam ingatan kita, ketika Koalisi Kekeluargaan masih diisi oleh PDIP, yang menolak Ahok menjadi cagub DKI, di dalamnya adalah Prasetio, sang Ketua DPRD DKI yang berseberangan dengan Ahok dalam kasus dana suap reklamasi.
Walaupun DPP PDIP melalui Ketua Umumnya, Megawati, mendukung atau mengusung pasangan Ahok – Djarot sebagai cagub dan cawagub DKI, tidak ada jaminan semua kader di bawahnya mendukung keputusan tersebut. Bisa saja mereka “iya” di dalam tetapi “tidak” di luar. Ini hal wajar dalam politik.
Kembali ke soal Prasetio sebagai Timses. Harus ada pengawasan ketat dari parpol pendukung lainnya agar tidak kecolongan. Jangan sampai pesta demokrasi daerah ini dicemari dan dihancurkan oleh orang-orang dalam sendiri.
Sumber berita : http://megapolitan.kompas.com/read/2016/09/27/14473361/ahok.sebut.prasetio.bersedia.jadi.ketua.timsesnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H