Bagi saya pribadi, berbicara mengenai sosok Martias Wanto bisa saya lakukan dengan cukup fasih. Mengingat saya pernah menjadi bawahannya selama 3 tahun. Tidak lama, tetapi itu adalah 3 tahun yang intens.
Cukup mengejutkan sebenarnya ketika mendapatkan kabar itu. Martias Wanto yang saat ini menjabat sebagai Sekda Kota Bukittinggi, meraih gelar Doktor Kehormatan, mengingat saya rasa Ia tidak akan punya cukup waktu untuk sekedar mempedulikan hal-hal akademik seperti itu.
Martias Wanto bukan sosok yang memiliki banyak waktu untuk hal selain pekerjaannya. Dia sosok yang correct. Dan seperti banyak sosok lain yang seperti itu, waktu mereka habis untuk memastikan hasil terbaik dalam setiap pelaksanaan tugas.
Sebagai mantan anak buahnya, saya cukup tahu bagaimana "kelihaian" seorang Martias Wanto. Ia sosok yang pandai dalam mengatur strategi, kuat dalam berdiplomasi, namun disaat yang sama sosok yang bisa berkompromi dengan sangat baik. Sedikit birokrat yang memiliki kemampuan komplit seperti itu.
Namun, sejatinya itu semua adalah prasyarat untuk menjadi seorang Sekda. Dan terbukti, ia adalah seorang Sekretaris Daerah yang handal. Itu sudah dibuktikan di Agam, dan saat ini menuju pembuktian berikutnya di Bukittinggi. Berapa banyak birokrat yang pernah menjabat sebagai Sekda di dua daerah yang berbeda ?
Bisa dikatakan saat ini Martias Wanto sosok langka di dunia birokrasi. Namun melihat rekam jejaknya, kehandalannya bukanlah datang dalam semalam. Ia malang melintang selama puluhan tahun dalam dunia birokrasi, dan ikut dalam perubahan-perubahan doktrin dan dogma birokrasi itu sendiri. Ia bukan birokrat karbitan yang berhasil menuju puncak karir di daerah karena kebetulan atau semata-mata nasib. Ia orang yang mempersiapkan diri. Dan bukan hal mudah untuk menyamai level seperti itu.
Bagi saya pribadi Sekda Bukittinggi ini adalah lawan berdebat yang kuat, mentor dan senior yang sabar, sekaligus atasan yang selalu menunjukan keberadaannya ketika saya benar-benar membutuhkan. Harap dibaca baik-baik, ketika saya benar-benar membutuhkan. Disaat-saat seperti itu, ia adalah "Tuskegee Airmen".
Bagi Ia sendiri mungkin saya adalah anak buah yang bengal, namun disaat yang sama, anak buah yang bisa diandalkan. Terdengar seperti "Maverick".
Baiklah Pak Sekda, saya ucapkan selamat. Sungguh sebuah apresiasi yang sangat pantas dan layak untuk Pak Sekda terima. Salam hormat saya untuk Pak Sekda beserta keluarga. Dan sejauh ini, terima kasih untuk 3 tahun terbaik sepanjang karir saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H