Aku melihat Tuhan, tidak dengan kedua biji mataku. Dan aku mendengar suara Tuhan , tidak dengan kedua daun telingaku.
Tapi, aku melihat Tuhan, ketika warna-warni bunga yang mekar di taman, menyentuh ujung jemari tanganku, walau seringkali duri tajamnya menyobek kulit tangaku.
Dan aku mendengar suara TUhan, ketika angin halus berhembus, membelai rambut hitam di wajahku, walau seringkali hembusannya tak selalu halus.
Sesederhana itu kawan aku melihat Tuhan yang tak kelihatan oleh mata.
(tommy tampenawas, Jakarta, 23 Feb 2012).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H