Mohon tunggu...
Tommy Jomecho
Tommy Jomecho Mohon Tunggu... Lainnya - Statistisi. Desainer. Penulis. Gamer.

Manusia, dosa dan hijrah. Tempatnya salah, tempatnya dosa. Mencoba berbenah, mencoba berubah. Bisa! Allahuakbar!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Coretan Soal Corona (2): Patuhi Instruksi Social Distancing

22 Maret 2020   21:39 Diperbarui: 22 Maret 2020   21:50 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serba salah memang. Mau lockdown khawatir ekonomi tumbang; gak pake lockdown eh banyak yang bandel. Walau sebenarnya bandelnya ini ada 2 penyebab: struktural dan kultural.

Tapi, apa pun opsinya, yang penting social distancing. Jaga jarak. Ini yang sekarang kita terapkan. Kalo di kantor bisa jaga jarak, kalo di jalan bisa jaga jarak, ya masih bisalah. Tapi yakin bisa konsisten jaga jarak minimal 1 meter, di jalan, di tempat kerja?

Gaes... Corona virus ini kecil banget, gak kelihatan. Ada yang bilang 100 kali lebih kecil dari bakteri. Lah bakteri saja kita gak bisa lihat. Apalagi virus. Jadi, penting bagi kita untuk waspada. Bukan panik ya, tapi waspada. Kita gak tau siapa dan apa yang sudah tertular virus. Gak nampak.

Lagi pula, saat ini, wabah sudah meluas. Tenaga medis mulai kewalahan. Faskes kita terbatas. Demikian juga dengan peralatan medis. Dan kita tahu bersama, vaksinnya belum ada. Obatnya apalagi.

So, mari berpikir sejenak. Kali ini, wabah ini, beda. Penyebarannya lebih cepat. Gejalanya pun tidak terlalu khas dibanding penyakit pada umumnya. Bahkan di fase awal seperti tidak ada gejala sama sekali. Tapi dampak akhirnya bisa fatal.

Makanya, sebelum terjadi hal yang tak kita inginkan, penting banget tindakan antisipatif. Jaga jarak. Sering cuci tangan. Jangan bandel. Lebih baik di rumah aja. Kecuali mendesak; beli bahan pangan dan berobat. Ini pesan BNPB.

Hindari nongkrong rame-rame. Ini bandel kultural. Nanti saja kalau suasana udah kondusif. Baru kita ngobrol-ngobrol santai sambil minum dogan. Kali ini, kuy lah, kita komunikasi via online aja dulu. Upayakan semuanya serba online. Ya tadi, demi suksesnya social distancing, menghindari kontak fisik.

Nah buat pemerintah, biar social distancing-nya mulus, pemerintah mesti tegas nih. Biar masyarakat gak bandel. Tegas soal WFH. Baik instansi pemerintah, perusahaan, maupun pusat keramaian lainnya. WFH ya WFH beneran.

Jika pemerintah meminta social distancing tapi tempat kerja masih nyuruh kerja di kantor atau ke lapangan, inilah yang menyebabkan bandel struktural. Solusinya? Ngobrol. Duduk bareng. Ambil titik temu. Yang penting, pemerintah, pemberi kerja dan karyawan bisa saling memahami. 

Ini kan bencana. Force majeure. Semuanya harus saling memahami. Kita juga demikian. Saling pengertian demi kebaikan bersama.

Intinya, sebisa mungkin tidak ada dulu interaksi dalam jumlah besar di tempat kerja. Bila perlu kita tiru negara lain, lakukan operasi oleh aparat keamanan di akses-akses vital sekaligus memastikan tidak ada aktivitas berlebihan di luar rumah. Ini semua demi putusnya mata rantai penyebaran covid-19. Lebih baik kita bersakit-sakit sekarang, ketimbang nanti sakit semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun