Seusai pulang dari kumpul-kumpul ama teman-teman di Jakarta Selatan, saya tiba di kosan sudah agak tengah malam. Sekitar jam 23.00. Selesai bersih-bersih badan, saya seperti biasa nonton televisi.
Tapi tiba-tiba, jantung merasa berdebar-debar, napas sesak dan saya kayak mau blackout alias pingsan. Saya pikir, bisa-bisa serangan jantung. Sedikit panik, tapi saya tetap berusaha tenang.
Saya berpikir bagaimana kalau saya ke rumah sakit umum yang ada di dekat kosan saja. Tapi karena sudah tengah malam dan kemudian juga hujan cukup deras, saya mengurungkan niat. Berdoa saja.
Setelah beristirahat dan bangun, paginya sudah agak mendingan. Tapi siang, karena saya masih di kosan, gejala berdebar-debar dan sesak napas kembali terasa.
Setelah bersiap dan membereskan edit berita dari kosan, saya akhirnya memutuskan ke Rumah Sakit Umum Kecamatan (RSUK) atau RSUD Kelas D, Kecamatan Tanjung Priok. Tidak terlalu jauh dari kosan soalnya. Naik motor cuma 5 menit sudah sampai.
Setelah parkir motor, saya masuk ke bagian pendaftaran. Ditanya keluhan apa, saya jelaskan sedikit, dan dibilang ke dokter umum saja. Petugas yang melayani saya, juga bertanya, pakai BPJS atau tidak? Saya bilang tidak.
Petugas kemudian meminta identitas saya, untuk dicatatkan karena saya belum pernah berobat di RSUK Tanjung Priok. Setelah saya menyerahkan identitas, saya mengisi formulir. Petugas pun menyampaikan, biayanya Rp 35.000. Wah kaget saya. Murah amat ya di rumah sakit. Ruang tunggu RSUK Tanjung Priok ini sangat luas. Ada kursi untuk yang antri juga.
Saya kemudian rebahan di salah satu bed dan diperiksa tensi oleh perawat. Setelah diperiksa tensi dan ditanya keluhannya, dan saya jelaskan, saya diminta menunggu karena dokter jaga sedang mengurus pasien yang habis melahirkan.
Tidak lama saya menunggu. Mungkin sekitar 10 menit. Dokter kemudian sampai dan menanyakan keluhan, setelah itu, memeriksa saya. Saya yang awalnya kira bermasalah di jantung, ternyata bermasalah di maag atau lambung. Seperti dugaan saya juga. Maag saya memang sudah lama bermasalah.
Dokter langsung memberikan resep. Saya sempat meminta agar jangan diberikan obat yang mahal. Dokter cuma bilan, obat di sini murah semua. Setelah diberikan resep, saya diminta untuk menebus di kasir.
Saya yang bawa uang tidak banyak, sempat deg-degan juga. Mahal nggak ya? Setelah menyerahkan resep, dan dihitung, ternyata obat saya cuma Rp 27.750. Walah murah amat yak. Saya lihat nota resep, ada salah satu obat yang harganya 23.250. Obat yang lain cuma RP 3.000 dan 1.500.