"Pokoknya pesan Pak Jokowi, untuk urusan perijinan harus dipermudah. Jangan di ping pong, lempar ke sana kemari."
Begitu cerita Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas ketika saya berjumpa dengannya di Banyuwangi di awal pekan. Saya berkesempatan bertemu dengan Anas, ketika saya bersama dengan rombongan Safari Kebangsaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tiba di Banyuwangi.
Selama empat hari, saya dan rombongan memang berkeliling ke Surabaya, Pasuruan, Situbondo hingga Bondowoso dan Banyuwangi. Dan di Banyuwangi inilah saya berkesempatan bertemu dengan Anas.
Yes! Saya memang memiliki keinginan bertemu dengan Bupati Legendaris ini. Namanya sudah kesohor ke mana-mana karena perubahan di Banyuwangi yang dibuatnya.
Saya dan rombongan kemudian diajak ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Banyuwangi. Mal Pelayanan Publik ini merupakan MPP pertama untuk Kabupaten di Indonesia. Kalau Provinsi, DKI Jakarta yang pertama sedangkan untuk Kota adalah Surabaya.
Mal Pelayanan Publik ini, dari cerita Anas, memang beneran Mal dahulunya yang kemudian diambil alih oleh Pemkab Banyuwangi. Tidak mudah prosesnya, tapi akhirnya memang didapatkan.Â
Mal ini Pelayanan Publik ini, menurut Anas, melayani 199 jenis perijinan. Buset! Banyak bener. Masuk ke dalam MPP ini, saya langsung bertemu dengan sebuah layar sentuh komputer untuk mengambil nomor antrian. Kita tinggal memilih layanan apa yang kita butuhkan, kemudian tap pada layar dan nomor antrian akan keluar.
Sudah ada kursi khusus untuk pengantin, saksi dan penghulu. "Yang mau nikah, setiap hari ada penghulu yang sudah siaga atau standby. Tinggal datang, membawa persyaratan lengkap, nikah dan surat nikah langsung keluar," jelas Anas.