Salah satu film yang benar-benar ditunggu oleh penonton di akhir Tahun 2018 akhirnya tayang. Apalagi kalau bukan Aquaman dengan bintang utama Jason Momoa.
Aquaman memang sudah muncul di film Justice League setahun lalu. Tapi bukan film tersendiri, dan akhirnya, oleh DC Comics dan Warner Bros, dibuatkan film tersendiri. Ya seperti Wonder Woman lah gitu.
Karena film ini memang yang ditunggu di akhir tahun, film ini sudah pasti saya harus tonton.Â
Film Aquaman ini bercerita mengenai Arthur, sang Aquaman dilahirkan dan merupakan darah campuran antara Manusia dan kaum Atlantis. Ibu Arthur, Atlanna melarikan diri karena dijodohkan dan bertemu dengan Tom Curry, seorang penjaga mercusuar.
Mereka kemudian saling jatuh cinta dan Arthur lahir. Ketika Arthur mulai tumbuh, kerajaan Atlantis mencari Atlanna dan dia harus pulang ke Atlantis. Meninggalkan Arthur dan ayahnya.
Arthur akhirnya tumbuh besar dan menjadi manusia yang bisa hidup di dua dunia. Tanah dan Air. Kalau di mitologi Yunani, dia Demigod gitu lah.Â
Saya tidak akan membahas panjang lebar soal cerita film ini. Saya harus akui bahwa film ini benar-benar seru. Special Effect film ini sangat bagus dan mengagumkan. Harus saya beri dua jempol untuk special effect.
Tapi, ada yang sangat menarik di film ini. Apa yang sangat menarik tersebut. Akhir Oktober lalu, saya menghadiri sebuah konferensi kelautan di Bali. Namanya Our Ocean Conference.
OOC ini, salah satunya yang dibahas adalah mengenai sampah di laut. Terutama sampah plastik yang sulit diurai. Begitu juga pencemaran laut.
Soal sampah dan pencemaran laut inilah yang sempat disentil di film Aquaman ini. Saya jujur saja terkejut, karena ternyata di film Aquaman yang berlatar belakang soal laut ini, memberikan pesan penting soal sampah ini.
Saudara beda ayah Aquaman, King Orm (Patrick Wilson) ingin berperang dengan kaum permukaan. Kaum permukaan ini adalah manusia sementara mereka tinggal di laut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!