Kurangnya Kapasitas Produksi Vaksin dan Pentingnya Pertemuan Kepala Otoritas Regulatori Obat Negara Anggota OKI
Saat ini, di Jakarta, tengah berlangsung sebuah pertemuan penting. Pertemuan penting ini adalah The First Meeting of teh Heads of National Medicines Regulatory Authorities from The Organization of Islamic Cooperation Member States.
Pertemuan ini, digelar selama dua hari dari Rabu 21 November 2018 hingga dengan Kamis 22 November 2018. Mengapa pertemuan ini penting seperti yang saya sampaikan tadi?
Pertemuan yang dibuka oleh Menteri Kesehatan RI yang mewakili Presiden RI dan Asisten Sekjen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Bidang Sains dan Teknologi ini, memiliki tema Solidaritas Kemuanusiaan Obat dan Vaksin.Â
Berdasarkan data World Health Organization atau WHO, 30 Persen Populasi di dunia, kekurangan akses terhadap obat yang bersifat "life saving". Termasuk dianataranya adalah vaksin. Negara-negara anggota OKI, menjadi bagian dari 30 persen ini.
Penyebab utamanya adalah keterbatasan kapasitas produksi dari industri farmas di negara tersebut. Ya! Tidak semua negara mempunyai industri farmasi. Kalaupun ada, produksinya terbatas.
Kepala BPOM RI Penny Lukito, mengatakan bahwa, dari 57 Negara Anggota OKI, hanya tujuh negara yaitu Indonesia, Iran, Senegal, Uzbekistan, Bangladesh, Tunisia dan Mesir yang mampu memproduksi vaksin.Â
Dari tujuh negara tersebut, hanya Indonesia dan Senegal, yang mendapatkan status Pre-Qualification WHO (PQ-WHO) untuk pemenuhan standard baku mutu keamanan dan penggunaan secara internasional untuk produksi vaksin.
Indonesia harus bangga karena menjadi negara Islam yang mendapatkan PQ-WHO dengan jumlah produksi vaksin terbanyak semenjak 1997. Indonesia juga melalui Biofarma juga menjadi Center of Excellence bidang vaksin untuk negara-negara OKI.
Kembali lagi, kenapa pertemuan ini penting? Peran Indonesia dalam pertemuan ini sangat besar dan menguntungkan untuk saling menguatkan sistem pengawasan dan membuka pasar. Dalam pertemuan ini, seluruh delegasi akan membuat rencana kerja untuk mengetahui kekuatan setiap negara dalam memproduksi vaksin.
Dalam pertemuan ini, akan dibahas juga segala macam pemasalahan terkait obat dan vaksin. Hasil pertemuan ini akan menghasilkan deklarasi Jakarta yang merupakan wujud komitmen dari Kepala Otoritas Regulatori Obat negara Anggota OKI untuk meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan warganya melalui kemandirian produksi obat dan vaksin yang aman, berkhasiat dan bermutu.