Berkunjung ke Bali, entah sudah berapa kali saya lakukan. Awal kunjungan saya ke Pulau Dewata ini, tahun 1993. Sudah 25 tahun lalu. Berselang 10 tahun kemudian, saya datang kembali ke Bali. Saya sudah pasti ke Bali dengan menggunakan pesawat. Tapi perjalanan saya tahun 1993 menggunakan bus dari Surabaya.Â
Setelah itu, saya sudah berulang kali ke Bali. Baik karena ingin liburan, namun juga untuk urusan pekerjaan. Blogging gitulah. Setiap ke Bali, saya kebanyakan ke Tanah Lot, Ubud dan yang pasti Kuta.
Belum pernah saya pergi ke tempat lain, seperti Pantai Pandawa atau Garuda Wisnu Kencana atau GWK Cultural Park. Tapi tahun 2018 ini, akhirnya saya bisa berkunjung. Urusan kerjaan beres, memang saatnya untuk melepaskan penat. Saya menjadi tim untuk Our Ocean Conference di Bali. Selama dua hari saya memang menginap di hotel dan bungalow di Nusa Dua dan Kuta.Â
Setelah menginap semalam di kawasan Kuta, saya dan teman-teman meniatkan pergi ke GWK. Kami check out dari hotel dan kemudian akan ke Bandara, tapi kami mampir ke GWK dulu. Tempat wisata GWK Cultural Park ini memang sudah masuk bucket list saya untuk saya datangi.Â
Dari Kuta menuju ke GWK, kurang lebih satu jam. Tidak sampai mungkin. Pengemudi mobil sewaan yang mengantar kami, memang sudah khatam alias hapal banget jalan, jadi ya kami tidak butuh waktu lama.
Sampai di Kompleks GWK, hari sudah agak siang. Sinar matahari agak cukup menyengat. Usai mobil diparkir, kami langsung menuju ke tempat membeli tiket. Perjalanan cukup mendaki. Butuh napas sedikit ekstra.
Setelah membayar, kami mendapatkan sebuah gelang kertas untuk dipasang di tangan. Sebagai tanda masuk. Gelang seperti ini sudah lazim sebagai tanda masuk.