Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Limbah Mengerikan di Balik Glamornya Industri Fesyen

6 Agustus 2018   21:57 Diperbarui: 8 Agustus 2018   12:38 2158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang aktif dan giat di media sosial, sudah tentu saya punya akun Instagram, selain Twitter dan Facebook. Boleh jujur atau tidak, di akun instagram ini, banyak sekali para pesohor yang di endorse oleh toko daring atau online penjual pakaian.

Bahkan pengguna instagram yang lain, yang bukan pesohor atau seleb Instagram, juga kerap memamerkan OOTD atau outfit of the day. Hampir setiap pakaian yang mereka pakai, dipamerkan. 

Memang asik melihat pakaian berwarna-warni dan beragam model berseliweran di linimasa Instagram ini. Tapi, ada satu hal, yang akhirnya saya temukan ketika berkunjung dengan Kemenko Kemaritiman ke daerah di Kabupaten Bandung yang banyak pabrik tekstil.

Kunjungan saya ke sini dalam rangka melihat upaya pemulihan Sungai Citarum yang tercemar, yang bukan hanya dari sampah saja, tapi dari limbah pabrik. 

Kunjungan pertama saya dan rombongan adalah ke pabrik yang dimiliki oleh CV Perajutan Sahabat Bandung. Pabrik ini sempat disegel oleh Dansektor 21 Satgas Citarum Harum. Kenapa disegel, karena pabrik ini tanpa mengolah limbah, langsung membuangnya ke Sungai Citarum.

Ketika saya melintasi bagian dari instalasi pengolahan limbah atau IPAL, bau menyengat dari limbah langsung membuat saya sudah hampir sesak napas. Untunglah masih agak mendingan. Saya masih sempat naik untuk mengambil foto. Warna dari limbah yang sebelum diolah ini, berwarna merah keunguan yang pekat.

dokpri
dokpri
Untunglah CV Perajutan Sahabat ini sudah berhasil mengolah limbah dan yang keluar sudah bersih. Kunjungan saya berikutnya adalah ke PT Teguh Jaya Pranata. Di Pabrik ini, kain akan diwarnai. 

Sewaktu masuk saya sempat melihat tumpukan kain yang sangat banyak dan siap untuk diwarnai. Saya awalnya berpikir, kain ini akan dijahit atau dipotong. Ternyata tidak. Kain-kain ini baru akan diwarnai.

dokpri
dokpri
Saya dan rombongan mengarah ke Belakang pabrik. Saya melihat bahwa air limbah di sini juga sangat parah. Dan ketika saya mau ke ujung IPAL, saya sudah tidak tahan. Bau sangat menyengat dan membuat sesak napas dan pusing. Minta ampun parahnya.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Kalau seperti foto di atas, sudah kebayang kan parahnya seperti apa baunya? Saya sempat berpikir, ini kunjungan pabrik yang terakhir. 

Rupanya kami masih akan mengunjungi ke IPAL komunal atau pengolahan limbah gabungan dari 24 pabrik. APA? Satu pabrik saja sudah nggak tahan, ini ada 24.  Saya masih sempat untuk masuk untuk mengambil foto.

Di kunjungan kami yang terakhir ini, saya kembali tidak tahan meskipun sempat masuk. Bau sangat dan teramat menyengat karena memang limbah yang diolah berasal dari 24 pabrik. Ya Tuhan. 

twitter.com/kemaritiman
twitter.com/kemaritiman
Mengambil foto sebentar, saya harus berlari kembali ke depan pabrik. Meskipun berjarak 30-an meter dari depan, bau limbah masih tercium. Kebayang yang sehari-hari berada di sini.

Dan parahnya lagi, pabrik-pabrik ini awalnya sangat nakal. Mereka membuang limbahnya ke Citarum. Semenjak Pak Jokowi ingin memulihkan Citarum dan memperkuat tim Satgas Citarum Harum, pabrik ini sudah mulai tertib, walaupun belum 100 persen.

Dan Sektor 21 Satgas Citarum Harum, Kolonel Yusep mengatakan, di sektor 21, ada 470-an pabrik. 30 sudah tertangkap. 25 di antaranya sudah mengolah limbah. Duh! Masih ada ratusan pabrik yang belum tertangkap basah. Kolonel Yusep mengatakan, mereka ini, membangun pipa pembuangan limbah di dalam tanah dan langsung ke sungai. Sulit untuk melacak.

Dari pengolahan limbah ini saya bisa membayangkan DAS Citarum seperti apa. Bagaimana masyarakat yang mengakses langsung DAS Citarum. Saya hanya bisa geleng-geleng kepala. 

Dan saya terus membayangkan. Dibalik industri fesyen atau pakaian, limbahnya seperti ini. Yang kita lihat yang indahnya saja. Tapi di balik itu semua, limbahnya seperti ini. Semoga Satgas Citarum terus berusaha untuk menangkap pabrik nakal yang membuang limbah. 

Terima kasih juga pak Jokowi yang telah mencanangkan pemulihan Sungai Citarum, bukan hanya dari sampah, tapi dari limbah pabrik juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun