Kalau boleh dibilang, infrastruktur di Indonesia ini masih tertinggal ternyata. Baik dari segi jumlah, maupun dari segi kualitas. Padahal untuk mendukung kemajuang perekonomian suatu negara, infrastruktur ini punya peranan yang sangat penting.
Misalnya, kalau petani di desa hendak menjual hasil pertaniannya ke kota, kalau jalan tidak bagus dan bahkan tidak ada, bagaimana mengangkut hasil pertaniannya tersebut? Kalau tidak ada jalan yang memadai, pelabuhan yang mumpuni, hingga bandara baik perintis maupun bandara besar, bagaimana soal konektivitas?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sering muncul di media sosial maupun di benak saya. Dan setidaknya pertanyaan tersebut mulai terjawab ketika saya kembali menghadiri Forum Merdeka Barat 9 yang digelar Jumat 27 April 2018 kemarin.
FMB kali ini mengangkat tema mengenai Progress Proyek Strategis Nasional atau PSN tahun 2018 ini. Wah ternyata ada yang namanya Proyek Strategis Nasional.
Pembangunan Infrastruktur yang dilakukan saat ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti air bersih dan sanitasi. Selain kebutuhan dasar, pembangunan infrastruktur sekarang juga untuk konektivitas, misalnya tol laut dan pelabuhan. Cuma itu saja? Ada juga pembangunan urban transport seperti LRT dan MRT. WOW!
Nah untuk membangun infrastruktur ini, kebutuhannya ternyata sangat besar. Rp 4.796,2 trilyun. Dari jumlah tersebut, yang dibiayai oleh APBN hanyalah sekitar 41,3%. BUMN 22,2 persen dan sektor swasta sisanya.
Nah, gimana soal PSN ini sendiri? Soal PSN ini, yang menjelaskan adalah Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas atau KPPIP. Pak  Wahyu Utomo yang merupakan Ketua Tim Pelaksana KPPIP yang memaparkan.
"Projek RPJMN dipilih menjadi proyek strategi nasional (PSN) berdasarkan terpenuhinya kriteria-kriteria diantaranya kriteria dasar, kriteria strategis, kriteria operasional dan champion yang jelas," jelas Pak Wahyu. Nah ini!