Karena tahu campur ini berkuah, saya harus mencicipi kuahnya. Langsung saya seruput dengan sendok. Sebuah sensasi rasa berbeda.
Rasa manis dan asin menyatu. Karena ada kuah rebusan daging, sensasi cita rasanya makin berbeda. Kuah dari Tahu campur ini memang adalah kuncinya.
Sulit saya menjelaskan rasanya karena sangat khas. Yang penting bisa membuat "lidah bergoyang" karena enak untuk disantap sambil menyeruput kuahnya.
Ternyata yang membuatnya berbeda adalah ada tambahan "petis".
Satu piring tahu campur lamongan ini tidak mahal. Hanya Rp 13.000.
Kalau ke Malang lagi, kayaknya bakal mampir lagi. Dan pembaca bacirita, bisa juga mampir untuk mencobanya.
Tulisan ini bisa dibaca juga di blog saya demenjajan.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H