Pondok bikers, yang sudah saya tuliskan di blog saya sebelumnya, memang awalnya menjual serba-serbi angkringan. Mulai dari nasi kucing, hingga sate usus, hati ampela dan lainnya.
Serba angkringan memang.
Tapi ternyata tidak hanya menjual penganan khas Angkringan saja. Pemilik Angkringan ini, ketika saya berkunjung, menawarkan untuk mencicipi Nasi Goreng Surabaya. Nasi goreng Surabaya ini, dijelaskan oleh Bang Benny berbeda dengan nasi goreng abang-abang, yang hanya menggunakan kecap.
"Nasi goreng Surabaya ini, pakai saos tomat," jelas Bang Benny. Tawaran Bang Benny pun langsung saya iyakan. Tidak berselang lama, nasi goreng sudah tersedia di tempat saya duduk, di lesehan.
Dari tampilannya saja sudah menarik. Berwarna tidak kecoklatan seperti nasi goreng pada umumnya. Malah cenderung berwarna agak merah. Saya lihat ada potongan daging. Daging apakah itu? Ternyata potongan bakso dan sosis.
Suapan pertama, lidah saya langsung mengirimkan signal ke otak saya. Enak! Suapan-suapan berikutnya, makin membuat saya suka nasi goreng ini. Bumbu terasa tidak berlebihan. Ini yang saya suka. Pas di lidah.
Bakso dan sosis sangat empuk. Membuat nasi goreng ini tidak hanya sekedar nasi saja, seperti di tempat abang-abang.
Dan, ada juga telur dadar yang disajikan bersama dengan nasi goreng ini. Telor dadar digoreng dengan baik. Tidak ada yang gosong.
Tanpa terasa, sepiring nasi goreng spesial Surabaya ini sudah habis di piring. Porsinya pas. Tidak banyak dan cukup mengenyangkan. Harganya? Hanya Rp. 15.000.
Wanna try?