Foto-foto, iya, foto-foto sepertinya sudah menjadi bagian penting dari kehidupan kita. Apalagi dengan teknologi foto digital, kita bisa berfoto kapan saja, dimana saja dengan bermodalkan ponsel baik yang murah maupun yang mahal.
Dibandingkan dulu menggunakan kamera yang memakai film seluloid, pengambilan foto terbatas dengan kapasitas 1 roll film. 24 atau 36. Plus ekstra. Itupun masih kita tidak bisa lihat hasilnya sampai dicuci cetak.
Sekarang kita bisa mengambil foto sebanyak kita suka. Hasilnya dilihat dulu, kalau kurang oke, tinggal jeprat jepret lagi.
Hal yang serupa juga dialami dengan dokumen. Semua bisa kita simpan dalam bentuk format. Ketikan ataupun discan dengan scanner. Hasilnya bisa kita simpan dalam flashdisk, memory card, compact disk, DVD, hingga hardisk.
Nah, soal menyimpan ini, kapasitas penyimpanan semakin besar. Hardisk sudah di kapasitas Terrabyte. Micro SD sudah sampai 128 GigaByte. Begitu juga dengan flashdisk. Untuk compact Disc atau DVD tidak banyak.
Semua media penyimpanan itu, memiliki resiko. Bisa rusak, bisa terhapus ataupun yang paling parah, bisa terkena virus dan file rusak. Recovery nya bisa mahal, dan itupun kalau bisa recovery. Kalau tidak? Hilang deh foto-foto dan dokumen kita.
Untuk mem-back up dokumen atau foto kita, dengan kecanggihan teknologi yang mengadirkan online storage, kita bisa menyimpannya dengan beberapa cara. Ini kebiasaan yang saya sudah lakukan ketika saya bekerja di salah satu project organisasi internasional, yang membuat saya harus bisa menyimpan dan membagikan dokumen dengan cara praktis.
Ini yang biasa saya lakukan
1. Gunakan e-mail atau surel
Secara tidak sadar, e-mail atau surat elektronik yang disingkat dengan "surel" bisa menjadi tempat penyimpanan dokumen atau foto kita secara online. Kapasitas penyimpanan di email yang sangat besar menjadi salah satu faktor kenapa saya gemar menyimpan dokumen di surel atau e-mail.
Tujuh tahun lalu, saya harus bepergian ke beberapa daerah dengan membawa dokumen. Meskipun saya memakai laptop dan ada flashdisk, saya tetap khawatir, dokumen bisa rusak. Saya pun memakai strategi mengirim e-mail dari akun e-mail saya ke akun yang sama. Misalnya dari gmail ke gmail atau dari yahoo ke yahoo juga.
Biasanya saya pakai dua akun email. Jadi misalnya saya kirim dari gmail ke yahoo atau sebaliknya. Jadi kalau ada apa-apa dengan gmail, dokumen saya ada di yahoo juga. Dan ternyata ini sangat bermanfaat lho. Ketika teman meminta dokumen urusan pekerjaan, saya tinggal forward dari e-mail saya. Tidak perlu repot-repot attach.