Mohon tunggu...
Tommy Zip
Tommy Zip Mohon Tunggu... -

Pelatih kecerdasan pribadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibuku Menyambut Penjahat

23 Mei 2014   20:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

IBUKU MENYAMBUT PENJAHAT

Aku tak pernah mengenal bapakku. Ibuku hamil di luar nikah. Saat mengandung aku di bulan ke-2, orangtua dan saudara-saudari ibuku tak henti menyuruh ibuku untuk menggugurkan aku, namun ibuku menolaknya. Saat melahirkan, ibuku bekerja sebagai pelayan restoran, dimana gaji seluruhnya akan diserahkan kepada bapak-ibunya, yaitu kakek-nenekku. Saat ibuku bekerja, aku berada di rumah kakek-nenekku. Aku sangat merasakan betapa kehadiranku kurang disukai oleh orang-orang di rumah itu. Beberapa kali terdengar mereka mengucapkan bahwa aku adalah ‘anak haram’. Saat aku kecil, aku kurang mengerti kata-kata itu, namun dari sebelum aku mengerti kata-kata itu, aku tahu benar bahwa itu adalah kata-kata yang jahat. Aku bisa mengingat raut-raut muka kakek-nenekku dan kakak-kakak ibuku, saat menyebutkan kata ‘anak haram’ terdengar sinis sekali.

Aku tumbuh besar dengan perasaan yang tak menentu, dan hanya seseorang yang selalu akan menyambutku dengan tersenyum dan pelukan mesra saat itu, ia adalah ibuku. Bagaimanapun lelahnya ia hari itu, ia selalu tersenyum melihatku, kelelahannya tampak sirna setelah melihat aku. Sering sekali ia membawakan aku hadiah-hadiah murah saat kembali ke rumah, hadiah-hadiah murah itu selalu memicu keributan di rumah itu; kakek-nenekku menganggap ibuku boros, sedangkan ibuku akan berkata, “Ini cuma murah kok, bu. Kasihan, Dodi tidak punya mainan.” Beberapa kali ibuku harus berganti pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan lebih, terutama karena aku harus mulai masuk sekolah. Aku tumbuh menjadi anak yang nakal. Pukulan atau cubitan dari kakek-nenekku sering kudapatkan, di sekolah pun aku sangat bermasalah.

Walaupun habis-habisan ibuku bekerja pada akhirnya ia menyerah juga dengan tidak membiayai aku sekolah di Sekolah Menengah Atas. Di situlah aku mulai terlibat pergaulan bebas. Minum-minuman keras, narkoba dan seks bebas telah akrab menjadi duniaku. Aku pun sudah tidak lagi tinggal di rumah kakek-nenekku; jika ibuku hendak bertemu denganku, ia akan mencari si Cocot, nama panggilan seorang anak jalanan yang sering bersama denganku. Beberapa kali ibuku membujukku agar pulang ke rumah kakek-nenekku dimana aku harus berjanji untuk bersikap baik, dari cara halus sampai berurai airmata, diusahakan oleh ibuku, namun aku selalu menolak. Hidupku semakin kacau dan aku semakin jahat, lebih parah lagi, aku mulai meminta paksa uang dari ibuku untuk membeli obat-obatan, dan di suatu hari yang gila, aku menodongkannya dengan gunting agar ia mau memberi aku uang. Dengan menangis tersedu-sedu, antara sedih dan ketakutan, ibuku mengeluarkan uang 15 ribu rupiah. “Hanya itu yang ibu punya, nak, itu juga ongkos naik angkot buat ibu kerja.” Kata ibuku segera berlalu dan itu artinya, ia akan berjalan kaki ke tempat kerjanya. Sayangnya, aku tidak perduli akan hal itu.

Sampai akhirnya aku masuk penjara karena aku memukul orang dalam keadaan mabuk, sering sekali ibuku menjengukku dengan membawa makanan-makanan sederhana. Dari Cocot aku mendengar bahwa ibuku sering sekali terlihat menangis karena dimaki-maki oleh kakek-nenekku karena ia menghabiskan waktu dan uang untuk menjengukku. “Untuk apa anak rusak seperti itu masih kauurusi?” Tanya kakekku marah pada ibuku. “Ia tetap anakku, Pak. Sampai kapan pun, ia tetap anakku. Aku adalah ibunya, walaupun hidupku susah, aku harus melakukan sesuatu untuk anakku, Pak.” Jawab ibuku. Tentu saja masih dilanjutkan protes-protes keras dari seisi rumah. Selain mendengar keributan itu, Cocot beberapa kali melihat ibuku duduk seperti sedang berdoa di teras rumah sambil menangis.

Saat hari kebebasanku tiba, tak seorang teman berandalku yang menjemput aku, tapi tidaklah mengherankan, aku melihat sosok tubuh kecil ibuku menunggu di depan gerbang dan tersenyum lebar sekali menyongsong aku. Selintas kuteringat akan ibuku yang selalu menyambutku senang setiap malam ia pulang kerja dulu. Hanya ibuku seorang saja yang selalu mampu melihat bahwa aku adalah pribadi yang layak dirindukannya. Aku telah sangat lama hidup di tengah kegilaan dunia, hingga kasih ibuku tak pernah sungguh terasa di hati. Namun hari ini, saat diberikan kesempatan hanya bertemu dengan ibuku, jauh dari kakek-nenek dan oom-tante yang menolak aku; jauh dari teman hura-hura yang menawarkan kebahagiaan palsu; kutemui ibuku, tetap setia dengan kasihnya. “Anakku sayang, hari ini sangat ibu tunggu-tunggu. Kita tidak akan pulang ke rumah kakek-nenek, ibu telah kontrakan sebuah rumah petak kecil untuk kita berdua.” Kata ibuku berhati-hati, ia takut aku menolak rencananya. “Ibu, ibu tidak takut tinggal dengan aku? Aku adalah penjahat, bu. Aku pernah menodong ibu, aku pernah memukul orang. Bagaimana jika nanti aku melukai ibu?” Kini ganti aku yang takut jika ibuku berubah pikirannya.

“Dodi, kau punya pilihan untuk menjadi orang baik atau orang jahat… Tapi ibu? Ibu tidak punya pilihan, apa pun yang terjadi, ibu tetaplah ibumu. Ibu akan selalu menyayangimu.” Kata ibuku lugu. Dan ibuku menggayut lenganku. Dengan kasihnya yang begitu besar, ia menyambut si penjahat ini dengan penuh kebahagiaan. Maafkan aku telah sangat mengecewakanmu pada tahun-tahun terdahulu, bu. Tetaplah doakan aku, agar niatku hidup di jalan yang benar bisa terwujud, hingga aku boleh membahagiakanmu kelak, o ibuku sayang…

Yacinta Senduk SE, SH, MBA, LLM

Principal of Yemayo Advance Education Center - Kursus Kecerdasan Pribadi Pertama di Indonesia untuk usia 2 s.d 19 tahun – www.myyemayo.blogspot.com

Simak Talkshow Seputar Keluarga bersama: Yacinta Senduk, setiap Hari Selasa, pukul 14.30 di radio 103.4DFM, streaming: www.radiodfm.com

FB fanpage: Yacinta Senduk

Follow twitter: @yacinta_senduk

Add Yemayo-AEC BB Pin: 2736346A

WHATSAPP YEMAYO-AEC: 0812-8985-9968

Mari berkenalandenganPre-Schoolkamiuntuk usia2 s.d 6 tahun, dengan konsep interaksi penuh dengan murid: www.juniory-pre-school.blogspot.com

Tentang Yemayo-http://www.myyemayo.blogspot.com/p/tentang-yemayo.html

PROGRAM BELAJAR MEMBACAUntuk usia 2 s.d 6 tahun –

http://juniory-pre-school.blogspot.com/p/kelas-membaca.html

Kisah-kisah Inspiratif Keluarga-http://www.yacintasenduk.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun