Mohon tunggu...
Tommy Hutomo
Tommy Hutomo Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja Lepas

pembaca kompas, tinggal di jakarta

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mengapa Tidak Ada Gerai Starbucks di Italia?

30 September 2015   14:38 Diperbarui: 30 September 2015   15:09 2197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Espresso Coffee sumber gambar: https://surridurr.wordpress.com/2015/03/21/inflyttningsfika/"][/caption]

Kopi dan Starbucks seolah identik bagi sebagian penggemar kopi.  Perusahaan kopi  berpusat di Seattle, Amerika Serikat ini mengoperasikan gerai waralaba kedai kopi hampir di seluruh kota di dunia, termasuk diantaranya kota-kota besar di Indonesia. Pengecualian dari gerai kopi ini ada di Italia. Seolah menjadi antitesis, di negara dimana kedai espresso bertebaran, tidak terdapat satu pun gerai kedai kopi Starbucks.

Penjelasan datang dari Giuseppe Trovato, manager dari sebuah perusahaan gerai kedai kopi di Itali yang juga membuka cabangnya di Indonesia. Ia tampil sebagai salah satu pembicara dalam International Coffee Day yang dikemas dalam seminar Espresso Yourself di Pusat Kebudayaan Amerika  di Jakarta. Menurutnya, ada  alasan mengapa di negaranya tidak ditemui gerai kopi dengan simbol putri duyung ala Starbuks.

Kami mempunyai kebiasaan meminum kopi dengan cepat, ” ujarnya sambil memeragakan menghirup kopi dari cangkir. “Di Itali, espresso diminum sambil berdiri” lanjutnya. Hal tersebut dikarenakan waktu istirahat untuk coffee break yang singkat. “Kami mempunyai waktu beberapa menit untuk coffee break. Tiga menit memesan kopi, menghirupnya lalu lima menit kemudian kembali ke kantor.”

Faktor budaya dan kebiasaan itulah yang membuat gerai kopi di Italia tidak dilengkap dengan sofa empuk, namun meja panjang untuk pelanggan serta sedikit tempat duduk. Secara tidak langsung ia menjelaskan bahwa di Itali rasa kopi lebih dihargai dari pada tempat untuk menikmatinya. “Kebanyakan orang ke Starbucks bukan untuk menikmati kopinya. Orang pergi kesana untuk duduk nyaman, mendengarkan alunan musik serta mengakses Internet gratis melalui wifi.” lanjutnya. Sementara gerai kopi di Italia tidak menawakan semua itu.

Peracik kopi di Itali, lanjutnya fokus bekerja seperti robot. “Kalau kami menyiapkan kopi lebih dari satu menit maka pelanggan akan marah. Pemilik gerai yang ada di counter kasir juga marah, ” lanjutnya sambil tertawa kecil. Ia mengagumi peracik kopi di Indonesia yang andal dengan membuat kopi secara hati-hati dan pelan berusaha sesempurna mungkin membuat hiasan dengan buih susu untuk minuman tertentu. Dan membersihkan lalu merapikan perlengkapannya meracik kopi. “Kalau kamu melakukan hal yang sama di Itali, kamu bisa dipecat” ujarnya dengan logat Itali kental dalam bahasa Inggris.

Jadi apakah anda masih mencari gerai Starbucks di Itali?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun