Mohon tunggu...
Tom MC Ifle
Tom MC Ifle Mohon Tunggu... wiraswasta -

Top 100 Best Coach di dunia menurut e-Business Coach. Certified Green Belt Six Sigma, Lean Practitioner, NLP Money Coach

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Penyebab Terjadinya Kredit Macet

13 Mei 2014   12:06 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:34 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="623" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock) "][/caption]

Apakah anda memiliki piutang yang macet? Apakah piutang ini sudah di tahap tak tertagih? Apa reaksi anda dengan piutang macet ini? Hari ini kita akan membahas apa penyebab piutang tak tertagih? Bagaimana mengatasinya secara sistematis? Apa langkah yang sudah terbukti membuahkan hasil positif? Sebut saja perusahaan ABC manufacturing, sebuah pabrik dengan 50 karyawan. Produsen alat-alat welding seperti power sources, peripheral welding manipulator, Electro Mechanical Component ini adalah automatisasi mesin las untuk food and beverage, pharmaceutical, chemical, sanitary industry dan sebagainya. Mereka memiliki lebih dari 250 customer. Gajah beli sama semut Tantangan dari bisnis medium seperti ini adalah tingkat kesulitan mereka saat berhubungan dengan perusahaan farmasi, kimia, atau food and beverage yang berskala besar. Mereka memiliki power karena dominasi pasar yang kuat sehingga supplier yang ingin bekerja sama harus patuh terhadap terms yang sangat ketat dan sepihak. Seperti semut jualan ke gajah, harus menerima nasib ketika gajah mendikte nasib semut. Dengan alasan kompetisi, ABC manufacturing ini mulai menembus beberapa farmasi besar, local maupun multinational dengan menawarkan 30days credit term, dengan termin invoice jatuh tempo 30 hari dan di bayarkan setiap tanggal 15. Meskipun owner dari ABC manufacturing ini tahu bahwa pembayaran biasanya bisa sampai 90 hari setelah invoice di terima. Awalnya terjadi kredit macet Dengan didasari keyakinan karena ini perusahaan besar, tidak mungkin bangkrut, maka term ini di setujui.Singkat cerita, instalasi mesin pertama sukses, dengan kualitas yang meyakinkan. Customer puas, user puas, harga puas, semua paper work sudah di tangani dengan baik, tinggal tunggu maksimum 90 hari. Saat 30 hari, orang keuangan mulai menagih. Jawabannya, ok, sedang di proses. 45 hari, jawabanya masih di proses. 90 hari, owner langsung bicara dengan finance manager customernya dan di jawab dengan tegas, parent company sedang meng-audit keuangan sehingga semua pembayaran harus di tunda sampai audit selesai. Tapi, jangan khawatir, pasti di bayar. Berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang pengusaha, business coach dan penulis buku, ada 7 penyebab piutang macet 1. Tidak ada management control 2. Terlalu mudah memberikan kredit 3. Tidak ada alat pantau yang mengukur kondisi keuangan customer 4. Salesman lebih takut tidak jualan daripada takut piutang macet 5. Terus memberi toleransi customer yang 'nakal' meskipun sudah jelas macet 6. Salesman dikejar target lalu memaksakan customer yang tidak sanggup membayar untuk diberi kredit besar 7. Memberi piutang adalah satu-satunya strategi untuk menambah omset penjualan Hindari 7 kesalahan fatal dengan berkonsultasi pada orang yang kompeten. Saya memberikan banyak masukan tentang cara mengatasi kredit macet, cashflow problem sampai perusahaan yang menghadapi krisis berkepanjangan dengan metode Coaching yang dikembangkan oleh Top Coach Indonesia. Hasilnya sangat luar biasa, karena pada umumnya ketika kita terjebak masalah, hanya orang luar yang dapat memberi masukan yang netral. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun