Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi menjadi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa S1 di sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia. Namun, apakah skripsi masih relevan deSkripsi: Sebuah Ritual Akademik yang Tidak Relevan dengan Zamanngan zaman? Apakah skripsi memberikan manfaat yang sepadan dengan waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan oleh mahasiswa dan pihak terkait?
Dalam artikel ini, saya akan mencoba mengkritisi skripsi sebagai sebuah ritual akademik yang tidak relevan dengan zaman. Saya akan menggunakan beberapa argumen, antara lain:
1. Skripsi tidak mencerminkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya di dunia kerja.
2. Skripsi tidak memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
3. Skripsi menimbulkan berbagai masalah, seperti plagiat, korupsi, stres, dan depresi.
4. Skripsi tidak sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan zaman.
Selain itu, saya juga akan membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dengan beberapa negara lain yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia, seperti Finlandia, Singapura, Jepang, Tiongkok, dan Inggris. Saya akan menunjukkan bagaimana negara-negara tersebut mengatur tugas akhir bagi mahasiswa S1 mereka, dan apa dampaknya bagi kualitas pendidikan dan lulusan mereka.
Skripsi Tidak Mencerminkan Kemampuan Mahasiswa dalam Mengaplikasikan Ilmu yang Dipelajarinya di Dunia Kerja
Salah satu tujuan pendidikan adalah untuk membekali mahasiswa dengan ilmu dan keterampilan yang dapat digunakan di dunia kerja. Namun, apakah skripsi dapat mencerminkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya di dunia kerja? Jawabannya adalah tidak. Skripsi adalah sebuah karya tulis ilmiah yang bersifat teoritis dan akademis. Skripsi tidak menuntut mahasiswa untuk melakukan sesuatu yang praktis dan aplikatif, seperti membuat prototipe, proyek, produk, atau layanan yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan nyata di masyarakat. Skripsi hanya menuntut mahasiswa untuk melakukan penelitian, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menulis laporan. Skripsi tidak mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam berpikir kreatif, kritis, dan kolaboratif, yang merupakan keterampilan penting di abad 21.
Banyak lulusan S1 yang mengaku kesulitan dalam beradaptasi dengan dunia kerja, karena mereka merasa tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan oleh pasar. Mereka merasa bahwa ilmu yang mereka pelajari di kampus tidak relevan dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Mereka juga merasa bahwa skripsi tidak memberikan mereka pengalaman yang berharga untuk mengembangkan diri dan karier mereka. Mereka hanya merasa bahwa skripsi adalah sebuah beban yang harus diselesaikan demi mendapatkan gelar sarjana.
Skripsi Tidak Memberikan Kontribusi yang Signifikan bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat