Mohon tunggu...
Tomi Nur Diyana
Tomi Nur Diyana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa, Freelance Shopkeeper

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Tetangga yang Suka Menyetel Musik Keras, Apakah Mereka Berhak atau Egois?

21 November 2023   18:02 Diperbarui: 21 November 2023   18:07 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: HukumOnline

Musik adalah salah satu bentuk ekspresi diri dan hiburan yang disukai oleh banyak orang. Musik dapat memberikan kesenangan, relaksasi, motivasi, dan inspirasi bagi para pendengarnya. Namun, tidak semua orang memiliki selera musik yang sama. Ada yang menyukai musik yang lembut, ada yang menyukai musik yang keras, ada yang menyukai musik yang tradisional, ada yang menyukai musik yang modern, dan sebagainya.

Perbedaan selera musik ini seharusnya tidak menjadi masalah, asalkan kita saling menghargai dan menghormati pilihan orang lain. Sayangnya, tidak semua orang bisa bersikap toleran dan bijak dalam menikmati musik. Ada sebagian orang yang suka menyetel musik dengan volume yang sangat keras, tanpa memperhatikan dampaknya bagi diri sendiri maupun orang lain. Apakah mereka berhak melakukan hal itu? Ataukah mereka hanya bersikap egois dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hak adalah sesuatu yang benar, milik, kewenangan, dan kekuasaan seseorang untuk berbuat sesuatu karena sudah diatur undang-undang atau peraturan. Sedangkan egois adalah sifat yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Dari pengertian tersebut, kita bisa melihat bahwa menyetel musik keras bukanlah hak yang mutlak, melainkan sebuah pilihan yang bisa berdampak negatif bagi orang lain.

Dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh kebisingan musik antara lain adalah gangguan pendengaran, gangguan tidur, stres, kecemasan, gangguan kesehatan mental, gangguan konsentrasi, gangguan keseimbangan, dan gangguan kesehatan kardiovaskular. Selain itu, kebisingan musik juga bisa mengganggu komunikasi, kenyamanan, dan kualitas hidup orang lain yang tinggal di sekitar.

Dampak negatif yang bisa ditimbulkan oleh kebisingan musik antara lain adalah gangguan pendengaran, gangguan tidur, stres, kecemasan, gangguan kesehatan mental, gangguan konsentrasi, gangguan keseimbangan, dan gangguan kesehatan kardiovaskular . Selain itu, kebisingan musik juga bisa mengganggu komunikasi, kenyamanan, dan kualitas hidup orang lain yang tinggal di sekitar .

Kebisingan musik yang melebihi 85 desibel dapat merusak sel-sel rambut di dalam telinga yang berfungsi sebagai penerima suara. Kerusakan ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung pada durasi dan intensitas kebisingan. Gangguan pendengaran bisa berupa tuli, tuli sebagian, tinitus (denging di telinga), atau hiperakusis (sensitif terhadap suara).

  • Gangguan tidur

Kebisingan musik yang terdengar saat tidur bisa mengganggu siklus tidur yang normal, yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap 1 (mengantuk), tahap 2 (tidur ringan), tahap 3 (tidur dalam), dan tahap 4 (REM atau mimpi). Kebisingan musik bisa membuat kita sulit untuk masuk ke tahap tidur yang lebih dalam, atau membuat kita terbangun di tengah malam. Gangguan tidur bisa menyebabkan rasa lelah, mengantuk, mudah marah, kurang fokus, dan berkurangnya daya tahan tubuh.

  • Stres

Kebisingan musik yang tidak diinginkan bisa menimbulkan reaksi stres pada tubuh, seperti meningkatnya detak jantung, tekanan darah, hormon kortisol, dan adrenalin. Stres yang berkepanjangan bisa menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan mental, seperti sakit kepala, sakit perut, depresi, dan ansietas.

  • Kecemasan

Kebisingan musik yang terlalu keras bisa membuat kita merasa tidak nyaman, takut, cemas, atau panik. Kecemasan bisa mempengaruhi kesehatan mental, seperti mengalami gangguan panik, fobia, obsesif-kompulsif, atau post-traumatic stress disorder (PTSD). Kecemasan juga bisa mempengaruhi kesehatan fisik, seperti jantung berdebar, sesak napas, berkeringat, gemetar, atau mual.

  • Gangguan kesehatan mental

Kebisingan musik yang mengganggu bisa memicu atau memperburuk gangguan kesehatan mental, seperti depresi, bipolar, skizofrenia, atau psikosis. Gangguan kesehatan mental bisa menyebabkan perubahan suasana hati, perilaku, pikiran, atau persepsi yang tidak normal. Gangguan kesehatan mental bisa berdampak negatif pada kesejahteraan, hubungan, pekerjaan, atau pendidikan seseorang.

  • Gangguan konsentrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun