Mohon tunggu...
Tomi Nur Diyana
Tomi Nur Diyana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa, Freelance Shopkeeper

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres 2024: Antara Identitas, Kepentingan, dan Budaya Politik

19 November 2023   10:42 Diperbarui: 19 November 2023   13:46 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan menjadi ajang perebutan kekuasaan tertinggi di Indonesia. Pilpres 2024 juga akan menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk menentukan arah dan masa depan negara ini. Namun, pilpres 2024 tidak akan berlangsung tanpa tantangan dan konflik. Salah satu isu yang akan menjadi sorotan adalah identitas, kepentingan, dan budaya politik para calon presiden (capres) dan pendukungnya.

Identitas adalah ciri khas yang membedakan seseorang atau kelompok dari yang lain. Identitas dapat bersifat primer, seperti agama, etnis, ras, dan gender, atau sekunder, seperti profesi, ideologi, dan afiliasi politik. Identitas dapat menjadi sumber kebanggaan, solidaritas, dan loyalitas, tetapi juga dapat menjadi sumber diskriminasi, konflik, dan kekerasan.

Kepentingan adalah tujuan atau keuntungan yang ingin dicapai oleh seseorang atau kelompok. Kepentingan dapat bersifat materiil, seperti ekonomi, sosial, dan politik, atau immateriil, seperti moral, etika, dan nilai. Kepentingan dapat menjadi motivasi, insentif, dan alasan bagi seseorang atau kelompok untuk berpartisipasi dalam politik, tetapi juga dapat menjadi sumber persaingan, manipulasi, dan korupsi.

Budaya politik adalah pola sikap, nilai, dan orientasi yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok terhadap politik. Budaya politik dapat bersifat parokial, subjek, atau partisipan, tergantung pada tingkat kesadaran, keterlibatan, dan pengaruh yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok dalam politik. Budaya politik dapat menjadi faktor penentu, pengikat, dan pendorong bagi seseorang atau kelompok untuk berperilaku dalam politik, tetapi juga dapat menjadi faktor penghambat, pembatas, dan penekan.

Dalam pilpres 2024, identitas, kepentingan, dan budaya politik akan menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan dan perilaku politik para capres dan pendukungnya. Identitas, kepentingan, dan budaya politik dapat menjadi alat untuk membangun koalisi, komunikasi, dan konsensus, tetapi juga dapat menjadi senjata untuk menghancurkan, menyerang, dan memecah belah. Identitas, kepentingan, dan budaya politik dapat menjadi modal untuk menciptakan visi, misi, dan program, tetapi juga dapat menjadi beban untuk menyelesaikan masalah, konflik, dan tantangan.

Oleh karena itu, sebagai warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab, kita harus mampu melihat dan menilai pilpres 2024 dengan kritis, objektif, dan rasional. Kita harus mampu membedakan antara fakta dan opini, antara informasi dan propaganda, antara hakikat dan harapan. Kita harus mampu memilih capres yang memiliki identitas, kepentingan, dan budaya politik yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kesejahteraan. Kita harus mampu mendukung capres yang memiliki kompetensi, integritas, dan kapasitas untuk memimpin dan melayani bangsa dan negara ini.

Pilpres 2024 adalah kesempatan bagi kita untuk menentukan nasib kita sendiri. Mari kita gunakan kesempatan ini dengan bijak, jujur, dan adil. Mari kita jaga persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia. Mari kita wujudkan Indonesia maju, mandiri, dan berdaulat.

Kata Kunci :

: [Antropologi Politik]

: [Identitas Politik]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun