Belajar bukan hanya dapat diartikan sebagai kegiatan membaca, menulis dan bukan pula menghafal, tetapi belajar merupakan rangkaian proses yang dapat menciptakan peningkatan dan perkembangan pada diri peserta didik. Peningkatan tersebut dapat mencakup perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, kecakapan, serta kemampuan yang dimilikinya (Nast & Yarni, 2019).
Peserta didik merupakan individu yang memiliki sisi kemanusiaan dan untuk meningkatkan kesadaran akan hal tersebut, mereka perlu dididik dengan model pembelajaran yang “bebas dan adil”. Artinya mereka perlu untuk dibekali pengetahuan akan kehidupan dari berbagai sisi sehingga peserta didik dapat melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan kekhasan masing-masing (Saputri, 2022). Hal tersebut sejalan dengan tujuan proses mendidik yaitu tidak hanya membentuk seseorang yang ahli dan terampil, namun juga berdaya guna bagi lingkungannya (Perni, 2018). Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, efektivitas dan kualitas kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan perlu ditingkatkan (akubelajar.id, 2020).
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, dapat digaris bawahi bahwa sejatinya pendidikan tidak hanya mencakup proses peningkatan kemampuan seseorang melalui aspek kognitif atau akademis saja, namun juga melalui aspek dan peningkatan kepribadian yang dimiliki masing-masing individu. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk dapat mewujudkan hal tersebut salah satunya adalah melalui penerapan teori belajar humanistik. Teori belajar humanistik sendiri telah banyak dikaji oleh banyak peneliti dan ditulis ke dalam berbagai jurnal. Dalam kajian tersebut menyatakan mulai dari definisi, prinsip-prinsip humanistik, kelebihan dan kelemahan, serta aplikasi teori belajar humanistik ini.
A. Pengertian Teori Belajar Humanistik
Menurut Tri Putra Junaidi Nast dan Nevi Yarni (2019) teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peseta didik untuk dapat mampu mengembangkan potensi dirinya. Dalam teori belajar humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Teori ini menitikberatkan pada pentingnya pengalaman yang bersifat subyektif dan pengetahuan mengenai diri sendiri atau self-direction (Diana Devi, 2021).
Selanjutnya Gagne dan Briggs juga menyampaikan pendapat mengenai psikologi humanistik. Mereka menyebutkan bahwa pendekatan humanistik mencakup pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir produktif. Pendekatan sistem ini dilakukan agar peserta didik dapat memilih rencana pelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka sehingga mereka dapat mencurahkan waktu yang dimiliki untuk menjapai tujuan pembelajaran tersebut .(Uno, 2016: 13).
Beberapa cara atau upaya untuk menerapkan pendidikan yang bersifat humanis adalah dengan menerapkan pola pendidikan demokratis, pola pendidikan yang memperhatikan keunikan peserta didik dalam pembelajaran, pola pendidikan yang menjaga hubungan harmonis antara warga sekolah baik antara peserta didik dengan peserta didik, guru dengan guru, maupun guru dengan peserta didik. Untuk itu dalam upaya menghasilkan pola pendidikan yang positif perlu diadakannya pengembangan tradisi yang sudah ada (Suswanto et al., 2015).
Jika kita kaitkan pendapat para ahli tersebut, tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya dengan cara mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri peserta didik. Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta bagaimana peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
B. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Humanistik
Pendekatan humanistik memandang bahwa peserta didik adalah seseorang sebagai suatu kesatuan. Atau dapat diartikan bahwa pembelajaran tidak hanya mengajarkan materi atau bahan ajar yang menjadi sasaran, tetapi juga membantu peserta didik untuk mengembangkan diri mereka sebagai manusia (Nast & Yarni, 2019).
Dalam pandangan humanistik, peserta didik bukan sekedar penerima ilmu yang pasif (Purwo, 1989:212). Berikut ini adalah beberapa prinsip teori belajar humanistik:
- Manusia mempunyai keinginan belajar alami
- Belajar yang signifikan dapat terjadi apabila materi pelajaran mempuyai relevansi dengan maksud tertentu yang dirasakan oleh peserta didik
- Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
- Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil
- Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh cara
- Belajar yang bermakna dapat diperoleh jika peserta didik melakukannya
- Belajar dengan lancar dapat terjadi jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
- Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
- Kepercayaan pada diri pada peserta didik dapat ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawasdiri
- Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar