Mohon tunggu...
Tomi Pradjie
Tomi Pradjie Mohon Tunggu... Freelancer - Banyak Bacanya, Banyak Melamunnya, Sedikit Bicaranya

Hanya Pelajar di suatu PTS

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kucium Luka-Mu dalam Linangan Air Mata

11 April 2020   22:47 Diperbarui: 12 April 2020   12:46 4605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com /Jack Sharp

Di ruangan sempit ini aku bersimpuh
Lututku lemas, tubuhku bergetar
Dalam kesedihan ini tetap bertelut
Mengatup tangan, berdoa, dan mengusap air mata

Di dalam pencobaan dunia kuteguhkan diriku
Meneladani ibu, kupasrahkan garis tanganku
Sesak seberat debu takkan sebanding dengan bilah pedang yang menusuk hatinya
Takkan lebih berat dari linangan air matanya

Tidak lebih aku ini daripada debu di bawah kasutMu
Darahku bersih tiada berdebu, tapi tiada harganya
Oleh sebab penggenapan kasih yang begitu besar
Dalam sunyi aku memohon pengampunan

Bisukanlah mulutku
Tulikanlah telingaku
Dan butakanlah mataku
Biarkanlah hatiku yang mendengar, hatiku yang berkata, hatiku yang mengerti

Dalam kekacauan hidup ini, aku bertelut
Mengenang kemuliaanMu yang kudus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun