Di ruangan sempit ini aku bersimpuh
Lututku lemas, tubuhku bergetar
Dalam kesedihan ini tetap bertelut
Mengatup tangan, berdoa, dan mengusap air mata
Di dalam pencobaan dunia kuteguhkan diriku
Meneladani ibu, kupasrahkan garis tanganku
Sesak seberat debu takkan sebanding dengan bilah pedang yang menusuk hatinya
Takkan lebih berat dari linangan air matanya
Tidak lebih aku ini daripada debu di bawah kasutMu
Darahku bersih tiada berdebu, tapi tiada harganya
Oleh sebab penggenapan kasih yang begitu besar
Dalam sunyi aku memohon pengampunan
Bisukanlah mulutku
Tulikanlah telingaku
Dan butakanlah mataku
Biarkanlah hatiku yang mendengar, hatiku yang berkata, hatiku yang mengerti
Dalam kekacauan hidup ini, aku bertelut
Mengenang kemuliaanMu yang kudus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H