Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 merupakan pemilihan kepala daerah ketiga yang dilakukan secara langsung. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) mencalonkan diri sebagai petahana bersama dengan Djarot Saiful Hidayat. Selain itu, mantan perwira TNI Agus Harimurti Yudhoyono bersama dengan Sylvia Murni, serta mantan Menteri Pendidikan Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno juga mencalonkan diri.
Ahok merupakan Gubernur DKI Jakarta yang fenomenal berkat ceplas-ceplos kata-katanya yang agak kasar. Memiliki pendukung fanatik ( dan/ atau bayaran ? ) yang mengobarkan sejumlah prestasi Jakarta dibawah kepemimpinan Ahok. Beberapa orang menyindirnya sebagai "sakti" karena lolos dari berbagai jeratan hukum dari KPK dari berbagai kasus korupsi yang dituduhkan kepadanya.
Dibawah kepemimpinan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, peristiwa-peristiwa yang mendapat sorotan media, dua diantaranya adalah Kasus Rumah Sakit Sumber Waras dan Kasus Reklamasi Pantai Jakarta ( Lihat berita di Google ).
Semua kasus-kasus besar yang menimpa Ahok itu tak mengakibatkan kepopuleran Ahok jatuh. Tetapi kasus terakhir, ketika Ahok dijadikan tersangka dalam kasus Tuduhan Penghinaan Al Quran, masyarakat menjadi banyak yang tak suka. Hal itu yang menyebabkan elektabilitas Ahok turun dratis.
Berdasarkan hasil yang dirilis lembaga survei Indikator Politik Indonesia, Ahok-Jarot sebesar 26,2 %, pasangan Agus - Sylvia 30,4 % sedangkan pasangan Anies - Sandiaga berada diposisi terakhir dengan 24,5 %.
Berbeda dengan Ahok, Agus Harimurti Yudhoyono banyak dipuji masyarakat ketika mengundurkan diri dari Perwira TNI sewaktu mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017. Hal itulah yang menyebabkan elaktibilitas Agus terus menanjak seiring kesalahan Ahok yang terus menerus akibat dijadikannya tersangka. Sedangkan Anies - Sandiaga, didukung dua Partai yang memiliki pendukung basis massa yang loyal, Gerindra dan PKS.
Masih ada waktu sekitar 2,5 bulan bagi para calon Gubernur DKI Jakarta untuk menarik kembali simpati masyarakat Jakarta dan menaikan elaktibilitasnya. Dengan catatan, masing-masing calon Gubernur menarik minat masyarakat dengan program yang Realitis dan berguna. Tentunya diimbangi dengan - selain blusukan - promosi ke media massa dan media sosial ( online ) dalam memperkenalkan diri ke masyarakat. Termasuk juga menarik dukungan dari berbagai organisasi kemasyarakatan yang memiliki basis massa cukup banyak.
Tetapi, terkadang masyarakat Jakarta ( Indonesia pada umumnya ) memiliki kecenderungan yang cukup aneh. Sebagian dari mereka memilih atas dasar dari rasa suka dan tidak memandang beberapa kasus yang menimpa atau seberapa bagus program yang dijanjikan dari para calon Gubernur .
Dilihat dari kecenderungan yang terjadi dan didukung dengan data ( salah satunya, bila Hasil Survei yang dilakukan IPI adalah netral dan bukan survei bayaran ) maka bisa ditarik dugaan bahwa kemungkinan besar yang menang dan mendapat posisi terhormat adalah Pasangan Agus - Sylvia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H