Resiko bisnis atau Business Risk adalah aktivitas yang memiliki relasi pada sebuah probabilitas adanya kerugian tak ter-antisipasi dan tidak diharapkan akan benar-benar terjadi. Probabilitas munculnya resiko dalam usaha dapat timbul dari variabel seperti manajemen, sistem usaha, dan buruknya strategi. Pada topik pengelolaan keuangan, resiko bisnis atau Business Risk  adalah ke-ambiguan mengenai pendapatan operasional yang akan datang (EBIT), yaitu sejauh apa kita bisa melakukan forecasting terhadap pendapatan operasional.
Terdapat 5 Variabel dalam menentukan resiko usaha atau bisnis, yaitu:
- Permintaan yang ambigu
- Harga output yang tidak akurat
- Biaya yang tidak sesuai
- Produk dan liabilitas yang heterogen
- Manfaat operasi
Manfaat operasi merupakan situasi ketika fixed cost di inisiasi, sedangkan variable cost negatif. Jika persentase biaya yang besar adalah fixed cost, maka permintaan tidak mengalami penurunan jika fixed cost juga mengalami penurunan. Kondisi tersebut memiliki arti bahwa perusahaan tersebut mempunyai manfaat operasi yang positif dan optimal. Semakin besar persentase manfaat operasi, semakin besar pula persentase resiko bisnisnya. Oleh karena itu, depresiasi penjualan yang rendah mengakibatkan penurunan keuntungan yang tinggi. Manfaat keuangan merupakan pemanfaatan liabilitas dan saham preferen. Resiko keuangan merupakan resiko add-on yang memiliki konsentrasi dengan pemilik saham biasa sebagai konsekuensi dari manfaat keuangan.
Resiko bisnis atau Business Risk memiliki ketergantungan dengan variabel bisnis yaitu kompetisi, standar produk, dan manfaat operasi. Resiko finansial hanya memiliki ketergantungan terhadap tipe sekuritas yang punya nama atau dalam pengawasan OJK. Manfaat operasi juga punya efek terhadap tingkat profit dan kemampuan pembayaran hutang. Supaya manfaat operasi bisa meningkatkan ROE, investor disarankan mempunyai situasi BEP lebih besar dibandingkan kd. Jika situasinya berbanding terbalik yaitu kd lebih besar dibandingkan BEP, beban bunga bisa menjadi lebih besar dibandingkan laba operasional yang diproduksi oleh aktiva yang dibiayai liabilitas, sehingga manfaat operasi dapat menekan laba di masa yang akan datang. Pada kondisi liabilitas yang bertambah, TIE akan mengalami depresiasi atau penurunan karena EBIT yang tidak memiliki pengaruh dengan liabilitas.
Kesimpulannya, kemampuan penghasilan utama tidak memiliki pengaruh dan tidak bisa dipengaruhi oleh manfaat keuangan. Lalu, L atau Leverage mempunyai ROE yang lebih besar karena BEP lebih besar dibandingkan dengan kd. Karena L atau Leverage punya ROE lebih besar, L atau Leverage juga mempunyai swing ROE yang melampaui luas karena pengaruh fixed interest expense. ERR yang lebih besar pada akhirnya dibarengi oleh resiko yang semakin besar juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H