Dalam dialog imajiner ini juga hendak mengajak kita bertanya pada diri kita sendiri apakah saat kita membela Tuhan sosok sosok yang kita bela kemudian mengenal kita dengan baik. Jangan-jangan kitapun tidak mengenalNya.
Seperti halnya ketika seorang rasul, Simon Petrus, yang harus menyangkal Yesus Kristus sebanyak 3 kali. Ketika Ia bangkit dan bertemu kembali dengan Petrus, Yesus mengajukan pertanyaan sebanyak 3 kali.
"Simon Petrus apakah engkau mengasihiku?"
Itu  adalah pertanyaan peneguhan bahwa seorang Rasulpun dapat melupakan bahkan mengkhianati Tuhannya oleh karena rasa takut.
Jadi demo AHOK menjadi momen bagi kita saat merefleksikan diri sembari bertanya apakah kita sudah mengenal dengan baik dan memiliki relasi yang begitu dekat dengan Tuhan yang kita bela. Seperti halnya Gus Mus pernah mengatakan bahwa Tuhan itu begitu dekat dan ia bisa kehadiranNya. Sehingga jika Anda mengenal pribadi Tuhan dan rasulnya dengan baik bagaimana Anda bisa melakukan kekerasan?
Lalu apakah kita memiliki kedalaman spritualitas demikian atau kita sesumgguhnya lebih peka dengan ambisi pribadi, hasrat menjadi kaya dan berkuasa, sehingga pada akhirnya kita tidak lagi bisa merasakan suara  murni dari Tuhan yang kita bela saat kita masih hidup atas dasar ketakutan, kecemasan, ambisi, ego dsb. ÂÂParahnya lagi jangan-jangan kita sama berdosanya dengan AHOK dan juga sama-sama telah  menistakan  Tuhan. Huff!.Â
Sehingga pada akhirnya Tuhan hanya melihat aksi kita bukan dengan rasa bangga melainkan dengan tersenyum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H