Kondisi demikian biasanya berakar dari hubungan rumah tangga sang pria yang suam-suam kuku. Dalam kondisi yang paling parah adalah ketika suami dan istri tidak akur dan sering konflik. Namun dalam banyak kasus perselingkuhan model ini terjadi ketika suami dan istri lupa untuk membangun komunikasi dan relasi penuh cinta kasih. Masing-masing dengan aktivitasnya.
Jadi tidak heran ketika seorang pria mendadak membangun hubungan dengan mantan kekasihnya 20 tahun yang lalu yang notabene tidak lagi cantik dan menarik, karena ia mengisi kekosongan yang mengganga dan gagal tertutupi melalui relasi dengan sang istri.
Mengikuti penjelasan yang panjang tersebut, maka apakah yang menyebabkan seorang pria berselingkuh?
Seorang pria yang memang sudah terbiasa main perempuan atau punya kebutuhan seks secara berlebihan mungkin akan lebih masuk akal berselingkuh. Namun ketika seorang pria baik-baik melakukan perselingkuhan maka yang sesungguhnya terjadi adalah ia berada dalam lingkungan pergaulan yang salah atau berada dalam kondisi psikologis yang rapuh.
Jadi kita tidak bisa menilai secara fatalistik bahwa perselingkuhan itu terjadi karena seorang pria itu nakal. Tapi bisa jadi karena ia berada pada lingkungan yang salah dengan kondisi yang rentan. Sementara ia tidak cukup dewasa untuk mengendus hal tersebut dan mengendalikan dirinya. Tapi apakah ini berarti seorang pria tidak patut dipersalahkan atas kelalaiannya? Tidak juga. Karena setiap orang dewasa wajib mempertanggungjawabnya perbuatannya yang keliru, khususnya hal yang bisa ia hindari dengan sadar.
Penulis: Hendra Sipayung Â
www.konsultasimenulisbuku.com
Phone: 085395459624
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H