Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menyelami Kebijaksanaan yang Ditulis Paulo Coelho

7 Mei 2017   15:04 Diperbarui: 7 Mei 2017   15:13 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah cukup lama saya mendengar nama Paulo Coelho. Pertama kali saya mendengarnya dari mulut gebetan saya, dialah Mikha Tambayong. Jadi ceritanya waktu itu dia lagi diwawancara soal buku-buku favoritnya, nah disitulah dia menyebut nama Paulo Coelho dan karya-karyanya. Lepas dari situ waktupun berlalu, ceilahh. Demikian juga dari beberapa teman sekaligu internet, semua bilang kalau karya-karya Paulo Coelho itu bagus dan reflektif, dan yang membuat saya memtuskan untuk membeli adalah karena katanya, nuansa Alkitab cukup mempengaruhi karya-karyanya. Oke deh akhirnya saya beli  atu.

Awalnya sih saya nyari novelnya yang terkenal, yang berjudul Sang Alkemis, tapi setelah saya “obrak abrik” toko bukunya ternyata tidak ketemu, sebab stocknya kosong. Yasudah akhirnya saya beli saja bukunya yang berjudul Manuskirip Yang Ditemukan Di Accra. Saya juga bingung ini masuk kategori novel atau tidak. Sama halnya kayak karyanya Jostein Gaarder yang judulnya Dunia Sophie. Jadi isinya lebih banyak --- kalau istilahnya Selasar yang dibangun Pepih Nugraha tuh --- ask to answer. Jadi lebih ke tanya jawab antara tokoh yang ada di buku tersebut. Jadi jalan ceritanya di dominasi dialog dari pada adegan-adegan. Tapi okelah nggak usah dipusingin juga.

Nah saya juga awalnya bingung, mau me-review bukunya atau tidak. Akhirnya saya putusin buat membagikan beberapa quotesnya aja deh. Jadi, buku Manuskrip Yang Ditemukan Di Accra ini diawali dengan sebuah kata pengantar yang saya juga masih bingung benar atau tidak. Jadi dikisahkan pada bulan Desember 1945 dua bersaudara yang sedang mencari tempat untuk beristirahat menemukan jambangan berisi lembar-lembar papirus di dalam gua di wilayah Hamra Don, di utara mesir. Bukannya melaporkan penemuan tersebut kepada pihak berwenang setempat tapi mereka malah menjual lembar-lembar papirus itu di pasar antik.

Papirus adalah terjemahan-terjemahan bahasa Yunani atas teks-teks yang ditulis antara akhir abad pertama SM dan M 180 . Nah singkat cerita, karena tak mau kena kutuk karena merasa ada energi negatif dari lembaran-lembaran itu, dua saudara itu pun menyerahkannya kepada seorang pendeta. Oleh si pendeta lembaran papirus itu dijual ke museum Koptik di Kairo. Sebagian lembaran papirus itu muncul di pasar gelap dan pemerintah Mesir berusaha mencegah agar manuskrip-manuskrip itu keluar dari mesir. Akhirnya pada tahun 1952 manuskrip-manuskrip itu di disahkan menjadi warisan budaya nasional. Namun ada satu lembar yang lolos dari tangan pemerintah Mesir, dan manuskrip itu ditemukan di sebuah toko antik di Belgia. Setelah gagal dijual ke Amerika dan Prancis akhirnya manuskrip itu didapatkan oleh Carl Jung Institute pada tahun 1951. Ketika ahli psikoanalisis terkenal itu meninggal, lembar papirus itu kini sudah dikembalikan ke Kairo.

Dok Pri
Dok Pri
Nah untuk lebih lengkapnya, alangkah baiknya kalian baca sendiri bukunya. Oke saya bakal coba kutipkan beberapa kalimat yang saya suka dari buku ini.

Dok Pri
Dok Pri
 Tak Ada Yang Namanya Kekalahan, Semua Hanya Siklus, Semua Hanya Pergerakan

dok pri
dok pri
Menurut Paulo Coelho sih gitu, saya cuman coba explore saja. Tapi memang benar sih, kan ada yang bilang sometimes you win, sometimes learn. Jadi memang tidak ada yang namanya kekalahan. Kalaupun ada, kekalahan itu hanya terjadi dalam peristiwa nyatanya saja, sementara di dalam diri, kita belajar. Seekor rusa tidaklah kalah dari seekor harimau, tapi dia sudah ditentukan untuk menjadi bagian dari siklus kehidupan si harimau. Dalam mata rantai makanan, rusa adalah mangsa yang menjadi makanan harimau.

Tentu ini bukan berarti mendidik kita agar menganggap segala sesuatu sudah ditentukan dan tak bisa dirubah. Sekalipun rusa adalah makanan harimau, tapi rusa yang memisahkan diri dari kawanan lah yang akan menjadi sasaran empuk si pemangsa. Saya pernah baca di National Geographic tentang kisah seorang insinyur Swedia pada akhir abad ke-19. Insinyur itu berambisi untuk jadi orang pertama yang menginjakkan kaki di kutub utara dengan balon hidrogen. Bertahun-tahun para penjelajah mencoba mencapai daratan kutub. Tentu banyak di antara mereka yang tewas.

Demikian pun insinyur dan rekannya tersebut tewas dalam sebuah penjelajahan darat saat dalam perjalanan. Kegagalan sering diartikan sebagai kekalahan, bahkan ada yang menyebutnya dengan istilah pecundang. Padahal kegagalan hanyalah bahasa lain dari learn. Bahkan Thomas Alva Edison berani berkata bahwa dia tidak pernah gagal sebanyak seribu kali, yang benar adalah dia menemukan seribu cara berbeda untuk menyempurnakan penemuannya.

Dalam konteks apapun, baik penjelajahan atau penemuan, kegagalan adalah metode yang harus disempurnakan. Gagal bukan kalah. Kalah bukan gagal. Bahkan dalam motivasi-motivasi umum saat ini, banyak pembicara yang mulai mencoba mengakrabkan manusia dengan kegagalan. Kegagalah mulai dianggap sesuatu yang penting. Saya kutip dari Nat Geo Indonesia, ternya sukses sendiri berasal dari bahasa latin succedere, yang memiliki arti,”Yang mengikuti”. Mengikuti apa? Ya kegagalan. Yang satu tidak akan ada tanpa yang lain.

Kesendirian Bukan Berarti Tak Berkawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun