Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menjadi "Negarawan" di Dalam Perusahaan

11 Januari 2017   19:44 Diperbarui: 15 April 2019   14:29 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar (Emerging Technology and Innovation)

Di dalam dunia kerja tentu tentu setiap orang dan setiap divisi memiliki jobdesk dan tanggung jawabnya masing-masing. Jadi setiap orang yang ada di perusahaan ya akan bekerja berdasarkan pekerjaan yang memang sudah dilimpahkan perusahaan kepadanya. Sudah barang tentu ketika setiap orang mengerjakan jobdesk-nya dengan baik, hal itu sudah menciptakan kondisi ideal dalam sebuah perusahaan.

Tapi masalahnya kondisi perusahaan tak selalu berjalan mulus dan lancar, ada saja yang membuat situasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal itu bisa muncul dari sistem (IT dll), SOP (standard operating procedure)Sumber Daya Manusia, hingga berbagai insiden dadakan yang membuat aktivitas perusahaan menjadi pincang. Contohnya mungkin seperti adanya karyawan yang resign secara mendadak. Tentu ini adalah kondisi yang tak bisa diantisipasi.

Agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik, sudah barang tentu harus ada orang yang untuk sementara mengisi (menghandle) posisi tersebut. Nah dalam keadaan seperti inilah terkadang ego manusia muncul. Ada yang mau membantu karena terpaksa, ada yang tak mau tahu, bahkan tak jarang ada saja orang yang menolak mentah-mentah untuk menolong.

Situasi mendadak seperti inilah yang saya dan divisi saya alami beberapa hari yang lalu. Saat kita sedang meeting, tiba-tiba masuk seseorang dengan maksud meminta bantuan kepada divisi kami. Beliau meminta bantuan dikarenakan sumber daya manusia pada divisi mereka belum mencukupi, atau katakanlah belum siap untuk melakukan sebuah pekerjaan rutin. Jadi harus mencari orang dulu, itu sebab beliau meminta bantuan kami.

Atasan saya tak keberatan untuk membantu, demikian pula dengan tim. Tapi ada satu celetukan atasan saya waktu itu yang membuat saya menulis artikel ini, padahal dia mengucapkanya sambil tertawa.

“Ya kita harus menjadi Negarawan, bukan lagi melihat divisi, tapi yang kita lihat adalah perusahaan.”

Kata negarawan inilah yang membuat saya cukup terperangah. Bagaimana tidak, bukankah kata Negarawan biasanya kita dengar hanya di ranah politik dan Negara yang melekat pada sosok-sosok tertentu saja. Tapi mendadak kata ini coba dilekatkan pada kami para pekerja yang notabene hanyalah orang kecil. Sungguh satu kata yang membuat saya, seperti dipaksa untuk berpikir, dan dipaksa untuk menjabarkan kata Negarawan ini dalam konteks dunia kerja.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Negarawan memiliki arti: ahli dalam kenegaraan; ahli dalam menjalankan negara (pemerintahan); pemimpin politik yang secara taat asas menyusun kebijakan negara dengan suatu pandangan ke depan atau mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan.

Memang secara arti kalimat bahkan menurut kamus sendiri pun, kata Negarawan lebih cocok dibawa keranah Negara. Tapi saya yakin Negarawan itu bukan soal kata atau julukan untuk seseorang, melainkan soal spiritnya, yaitu memiliki suatu pandangan kedepan yang jauh diatas rata-rata pandangan orang pada umumnya. Serta mau melihat sesuatu dengan lebih utuh, tidak sepotong-sepotong, atau berdasarkan kepentingan pribadi dan kelompoknya belaka.

Hal inilah yang saya tangkap dari ucapan atasan saya saat berkata, “bahwa kita harus menjadi Negarawan.” Padahal kata itu dia ucapkan sambil bercanda, tapi dibaliknya ada sebuah pesan yang amat luar biasa.

Berjalan Dua Langkah Saat Diminta Berjalan Satu Langkah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun