Setiap orang yang mengenal televisi pasti kenal dengan serial televisi animasi yang satu ini. Menurut informasi yang saya dapat dari Wikipedia, Upin & Ipin adalah serial televisi animasi anak-anak yang dirilis pada tanggal 14 September 2007 oleh Les' Copaque Production Sdn Bhd (organisasi pembuatan animasi 3 dimensi di Malaysia) dan disiarkan oleh TV9  (sebuah stasiun televisi swasta ).Â
Awalnya film ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar lebih mengerti tentang ramadan, namun siapa sangka serial animasi ini ternyata begitu disukai oleh banyak penonton sehingga  Ketika musim keduanya disiarkan pada musim Ramadan 2008, dilaporkan sejumlah 1.5 juta penonton menonton kartun animasi ini di TV9 hingga menjadikannya seri kartun kedua penonton terbanyak di pertelevisian Malaysia setelah Doraemon (1.6 juta orang).Â
Untuk lebih lengkapnya tentu-teman-teman dapat membaca penjelasan tentang serial animasi Upin & Ipin ini di Wikipedia atau berbagai literatur lainnya. Pada kesempatan kali ini saya hanya ingin menjelaskan kesan pribadi siaya selama menjadi penikmat serial animasi Upin & Ipin yang tayang di MNCTV ini.
Saya lupa kapan tepatnya saya menonton serial Upin & Ipin, tapi yang jelas setelah bertahun-tahun saya masih tetap suka menontonnya. Pagi-pagi sebelum pergi kerja, siang hari saat libur, hingga sore hari saat saya sedang di rumah saya selalu menonton serial animasi yang satu ini. Padahal kalau dipikir-pikir seharusnya saya bosan, karena kebanyakan ceritanya itu-itu saja dengan episode yang diulang-ulang.Â
Tapi seperti menikmati cerita kartun Spongebob squarepants yang dulu selalu saya tonton sebelum pergi ke sekolah, demikian pula saya menikmati cerita Upin & Ipin, padahal kalau dipikir-pikir sekali lagi, ceritanya yaitu itu-itu saja. Tidak seperti mencintaimu tanpa sebuah alasan yang tak bisa ditemukan, tentu saya punya alasan yang pasti kenapa bisa begitu menikmati serial Upin & Ipin ini. Tanpa berpanjang lebar saya akan coba jelaskan secara detail, jangan lupa seduh kopinya..
1. Kisah Upin & Ipin Membawa Penonton Kembali Bernostalgia
Pantaslah menurut saya serial  Upin & Ipin dinobatkan sebagai animasi terbaik pada tahun 2011, karena serial ini menurut saya adalah wujud nyata dari ide sederhana yang diterjemahkan dalam kreativitas yang berkelas. Salah seorang kreator Upin & Ipin  sendiri pernah berkata,"Aspek kebudayaan Malaysia yang berlatarkan sebagai sebuah kampung yang sederhana pasti dapat menarik minat pasar internasional. Seperti pada kartun animasi Doraemon asal Jepang yang laris di seluruh dunia meskipun berlatarkan budaya setempat dan bukannya budaya internasional."Â
Tentu ini adalah sebuah ide sederhana namun mahal, bagaimana ternyata cita rasa lokal adalah sebuah market yang amat potensial di dunia internasional. Semoa ke depannya serial animasi kita juga bisa mendunia dengan cerita serta budaya lokalnya ya. Nah kembali pada kisah Upin & Ipin, yang membuat saya secara pribadi sangat menyukai serial ini adalah kisahnya yang menyajikan masa kanak-kanak yang murni dan apa adanya.
Bukan bermaksud merendahkan, tapi menurut saya beberapa serial animasi Indonesia masih terlalu "memaksa" dalam proses penceritaannya. Contoh, misalnya ada seorang anak kecil yang nakal, lalu tiba-tiba datanglah sesosok orang tua menceramahinya. Memang niatnya baik sih, ingin menjadikan sajian televisi sebagai "media dakwah", tapi jatuh-jatuhnya serial animasi tersebut bukan lagi menyajikan cerita, melainkan seperti sebuah sajian yang monoton dengan dialog yang terkesan mendoktrin penonton.Â
Berbeda dengan Upin & Ipin, kisah mereka saya lihat coba disajikan dengan senatural mungkin, sebagaimana adanya anak kecil yang lucu, polos, nakal, dan suka bermain. Ternyata dengan menyajikan kisah anak-anak tanpa berusaha menjadikan "nilai-nilai" sebagai pesan utama yang ingin disampaikan, serial Upin-Ipin malah menganut banyak sekali nilai kehidupan. Nilai-nilai sederhana yang untuk ukuran anak kecil ternyata sangat berharga.
Seperti video di atas, yang adalah salah satu episode Upin & Ipin, saat itu cikgu (ibu guru) meminta upin dan teman sekelasnya untuk mempersembahkan sebuah penampilan di hari anak dunia yang dihadiri langsung oleh seorang wanita perwakilan unicef (United Nations Children's Fund).Â