Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kerja Itu Untuk Diri Sendiri, Bukan untuk Perusahaan

16 Januari 2023   15:59 Diperbarui: 16 Januari 2023   16:01 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pexel.com

Sebab kalau bonus mereka besar yang menikmati mereka bukan orang lain.Maka mereka terbentuk untuk menjadi manager di area dan di dalam jobdesk mereka masing-masing.itu sebab saya bertanya di awal, apakah mereka yang bukan seorang marketing relate dan dapat menangkap pesan dari tulisan ini ?

Tapi saya rasa sih seharusnya bisa ya.Katakanlah anda seorang pelayan toko, manager anda tidak menyenangkan, teman anda menyebalkan, kalau anda berpikir bahwa saya bekerja untuk diri saya sendiri, untuk membeli barang idaman saya, untuk bantu keluarga, dan bukan bekerja untuk menyenangkan teman serta atasan, minimal anda menjadi kuat untuk bertahan dipekerjaan.

Sama seperti seorang marketing yang diberi target oleh perusahaan, hal itu tidak akan menjadi beban yang berlebihan.Toh kalau target tercapai bonusnya bisa keluar.Maka orientasinya adalah mengejar insentif dan bukan mengejar target.Walaupun salah satu syarat mendapat insentif adalah target yang tercapai.

Demikian juga untuk anda yang bekerja sebagai pelayan toko tadi.Jangan pelit tenaga, jangan malas belajar, dan jangan hitung-hitungan.Saya punya teman yang tidak lulus SD, tapi sekarang dipercaya untuk mengelola kedai kopi yang cukup besar.
Awalnya dia masuk hanya sebagai waitress, namun karena dia tidak pelit tenaga, mau disuruh belanja ke pasar, mau belajar meracik kopi, mau belajar administrasi, sekarang dia sudah dipercaya untuk jadi penanggung jawab kafe tersebut.

Lihatlah, kalau anda berpikir bahwa bekerja itu bukan untuk perusahaan tapi untuk diri sendiri anda akan termotivasi berbuat lebih (do more).Toh memang faktanya memang demikian bukan.Teman saya itu tekun belajar hal baru di kafe, karena dia semakin pintar akhirnya dia jugalah yang menikmati hasilnya.

Saat masih menjadi marketing kredit di sebuah Bank BUMN manager saya pernah bercerita.Dulu dia rajin bagi-bagi brosur di pasar, kehujanan, kepanasan dia lakukan tanpa kenal lelah.Tapi anehnya, yang datang mengajukan pinjaman malah bukan dari pasar dimana dia membagi-bagikan brosur.

Yang mengajukan pinjaman malah dari pasar yang tidak dia datangi.Artinya apa dia bertanya,"Tuhan itu adil, kalau kamu bekerja keras, pintu rejeki akan dibukakan dari mana saja.Kamu bagi brosur di pasar A, tapi karena kamu tekun Tuhan kirim orang yang ingin pinjam kredit dari pasar B."Artinya kerja kerasmu sesungguhnya tidak pernah sia-sia.Tiap tetes keringat yang kamu keluarkan semua akan dibayar lunas oleh Tuhan.

Maka bolehlah kita mengevaluasi ulang pikiran kita.Jangan-jangan selama ini kita sering menggerutu karena kita berpikir bahwa kita bekerja untuk perusahaan.Kita bekerja untuk pemilik modal yang kapitalis."Saya diperbudak, ini tidak adil, harusnya pulang jam 5 teng, ini udah lebih 5 menit harus ada uang lembur..bla..bla..blaa."

Terus kita menggerutu karena anggap diri tidak layak diperlakukan begitu dan begini.Padahal kalau kita tidak niat bekerja ada banyak yang antri untuk menggantikan posisi kita di luar sana.Sesekali mengeluh karena pekerjaan adalah wajar, tapi jangan sampai mengeluh adalah karakter kita.

Jangan sampai julid adalah kepribadian kita.Jangan jadi pekerja yang problematik !
Jadilah pekerja yang tulus dan ikhlas.Sekali lagi mari mengingatkan diri sendiri,"Kerja itu untuk diri sendiri, bukan untuk perusahaan, sebab perusahaan duitnya sudah banyak.

Semoga tulisan ini bermanfaat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun