Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tembakkan Rudal Hipersonik ke Ukraina, Putin Panik?

20 Maret 2022   20:01 Diperbarui: 20 Maret 2022   20:04 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar beritasatu.com

Sebelumnya saya mengucapkan selamat kepada indonesia yang telah sukses menyelenggarakan perhelatan Moto GP di Sirkuit Mandalika. Jika kita membuka media sosial euforia pasca penyelenggaraan Moto GP di Mandalika masih begitu Semarak. Dan secara khusus Terima kasih untuk Presiden Joko Widodo yang telah mengharumkan nama Indonesia di Kancah internasional. Sekali lagi selamat untuk kita semua.

Pada artikel ini saya coba memberi sedikit pendapat tentang invasi Rusia di Ukraina yang masih terus berlanjut. Bahkan cenderung lebih parah karena Rusia mulai menggunakan rudal hipersonik yang adalah senjata pemusnah massal. 

Rudal hipersonik bernama Kinzhal ini sudah lebih dari sekali ditembakkan Rusia ke Ukraina. Tampaknya ini cukup masuk akal jika kita membaca isu tentara Rusia  yang mulai kekurangan logistik seperti makanan dan bensin di lapangan.

Bahkan diisukan Vladimir Putin sampai meminta China agar membantu permasalahan logistik untuk tentara Rusia. Maka penggunaan rudal hipersonik yang dapat dikendalikan dari jarak jauh bisa mengurangi biaya logistik dalam invasi ke Ukraina. Juga efek kerusakan yang ditimbulkannya lebih besar. 

Penggunaan rudal hypersonic juga dapat mengurangi jumlah korban dari pihak Rusia. Sampai artikel ini ditulis konon sudah ada 4 Jenderal Rusia yang tewas dalam invasi.

Kematian tentara Rusia memang menimbulkan konflik dalam internal Rusia. Gejolak di dalam negeri juga tidak dapat dihindari. Pemberitaan saat ini sudah lebih dari 3000 orang ditangkap di Rusia karena memprotes perang di Ukraina.

Di sisi lain, sangkin lamanya Rusia menginvasi Ukraina, alasan Vladimir Putin menyerang Ukraina karena Ukraina ingin bergabung ke NATO pun mulai diragukan berbagai pihak. Salah satu yang meragukan motivasi putih menyerang Ukraina karena NATO adalah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Menurut Johnson sedari awal Putin tahu bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO dalam waktu dekat. Dan tidak ada juga niatan untuk menaruh rudal di tanah Ukraina. Maka menurut Johnson serangan Putin ke Ukraina hanyalah alibi belaka. Seperti kita tahu, dalam pemikiran Putin jika ukraina bergabung pada NATO, maka NATO akan menaruh rudal-rudal di ukraina yang dianggap oleh Putin adalah halaman rumah mereka.

Banyak pihak menyebut serangan Putin ke Ukraina sangat tidak beralasan. Sebab isu bergabungnya Ukraina ke NATO masih dalam proses pembahasan dan tidak akan diputuskan dalam waktu dekat. Lagipula isu tentang netralitas Ukraina masih bisa dibicarakan. Pendekatan politik dan ekonomi masih bisa dikedepankan tanpa harus mengangkat senjata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun