Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Terima Bantuan Militer, Solusi Damai Rusia Ukraina Masih Buntu

13 Maret 2022   13:03 Diperbarui: 13 Maret 2022   13:04 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar Beritasatu.com

Perang mengindikasikan bahwa Rusia tengah mempertahankan diri, demikian juga dengan Ukraina.Namun kita bisa melihat bahwa serangan militer Rusia ke Ukraina adalah tindakan yang gegabah yang masih bisa diselesaikan dengan cara diplomasi.

Contoh perang menurut saya, misalnya kelak Amerika bertarung secara militer di laut china selatan, ini adalah perang karena secara teritori laut china selatan adalah jalur pelayaran internasional yang coba diklaim seluruhnya oleh China.

Maka dalam hal ini Amerika mempertahankan kebebasan jalur navigasi sekaligus membantu negara-negara sekutu yang terlibat dalam konflik laut china selatan. Kondisi ini menurut saya layak disebut perang.

Kembali pada invasi Rusia di Ukraina, tampaknya tidak ada lagi kata damai bagi Rusia sebelum misinya tercapai.Hal itulah yang jadi hasil Pertemuan Tingkat Tinggi Menlu Rusia dan Ukraina di Turki.Sebelumnya Rusia Ukraina sudah bertemu dalam tiga kali perundingan di Belarusia.Maka total sudah ada empat pertemuan dan sejauh ini belum ada kesepakatan untuk berdamai.

Rusia tampaknya tidak jujur dengan motifnya.Yang awalnya hanya ingin Ukraina bersikap netral, dimana hal ini sudah disetujui oleh presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.Beberapa tuntutan Rusia yang lain pun siap dikompromikan oleh Ukraina.Bahkan Zelensky sudah mengutarakan niatnya untuk berbicara dengan Vladimir Putin.Namun pihak Rusia sendiri sudah menegaskan bahwa pembicaraan di level Presiden belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Entah karena Putin kesal dengan  Zelensky, atau karena misi tersembunyi Rusia belum tercapai.Yang jelas Invasi Rusia di Ukraina belum akan selesai.Apalagi jika kelak militer Ukraina menguat dengan diterimanya bantuan senjata dari Amerika.Sebab menurut beberapa analis, Rusia tampak kaget dengan perlawanan yang dilakukan Ukraina.

Bahkan 3 Jenderal Rusia sampai tewas di tangan penembak jitu Ukraina.Entahlah, apakah kematian 3 Jenderal Rusia ini malah membuat Putin semakin marah pada Ukraina.

Masih pendapat beberapa analis, untuk negara sebesar Rusia, invasi yang dilakukan pada Ukraina bisa dikatakan gagal karena memakan waktu yang sangat lama.Terhitung sudah 17 hari sampai saat ini.Dan itu tentu memberi Rusia pukulan ekonomi, tentang betapa besarnya biaya perang.

Maka kita tunggu saja kelanjutan isu ini, harapan kita semua akan baik seperti sedia kala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun