"Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Gembong Warsono menyebutkan tidak ada yang mustahil di dunia politik. Termasuk PDIP mencalonkan Gubernur Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.'Ya politik itu kan tidak ada yang tidak mungkin, ini kan soal politik.'"Â
"Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.Riza mengatakan itu untuk mematahkan isu keretakan hubungan antara Gerindra dengan Anies.Pasalnya, beberapa waktu sebelumnya terdengar suara sumbang dari kader Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis.Ali mengatakan, langkah Anies yang menyerahkan koordinasi penanganan pandemi ke pemerintah pusat adalah tanda keputusasaan dan menyarankan agar Anies mundur dari jabatannya."
Peta politik dalam konteks nasional maupun miniatur Indonesia, yaitu kota Jakarta tampaknya masih bergerak. Tampaknya beberapa partai politik masih sibuk membuat perhitungan agar tidak rugi dalam pertarungan politik nanti. Namun sekalipun bola panasnya masih bergerak liar, tokoh yang mengisi isu tersebut masih sama. Dalam tulisan Ini sosok tersebut adalah Anies Baswedan.
Anies Baswedan kini ada di pusaran kesimpangsiuran partai yang akan mengusungnya. Diisukan telah terjadi keretakan hubungan antara partai Gerindra dan Anies Baswedan. Hal itu tercermin dari kritik kader Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis, Ali Lubis meminta Anies Baswedan untuk mundur dari jabatannya sebagai gubernur karena dinilai tidak mampu menangani pandemi covid 19. Untuk mematahkan isu ini, Riza Patria yang adalah wakil Anies sekaligus kader Gerindra mengatakan bahwa Anies telah bertemu dengan Prabowo Subianto.
Namun isu tersebut bisa saja benar. Karena ada prediksi yang mengatakan bahwa Gerindra akan mengusung Riza Patria sebagai calon gubernur di Tahun 2022 atau 2024 (sebab saat ini proses revisi undang-undang Pemilu serentak masih diperdebatkan). Namun yang mengejutkan adalah isu yang mengatakan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan siap untuk mengusung Anies dalam pilgub DKI Jakarta Nanti. Sebab kita tahu bahwa PDIP adalah pengusung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. PDIP juga getol dan sangat keras mengkritik kebijakan Anies Baswedan.
Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan Risma yang saat ini menjabat Menteri Sosial. Bukankah Risma sangat populer dan konon dipersiapkan sebagai Cagub dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta Nanti? Maka pernyataan kader PDIP ini seperti sebuah kegentaran untuk menghadapi Anies Baswedan. Memang menurut beberapa pengamat tidak mudah untuk mengalahkan Anies di Jakarta. Sebab Anies dekat dengan berbagai ormas agama, serta konon RT RW di Jakarta menerima gaji di Kisaran Rp2.000.000 per bulan. Artinya pengaruh Anies sudah sampai Pada titik paling bawah di kalangan masyarakat.
Namun betapa meruginya PDIP kalau langsung gentar melawan Anies. Sebab beberapa ormas serta komunitas nelayan di Jakarta sejatinya sudah kecewa dengan Anies. Hal itu terjadi karena dilanjutkannya reklamasi di kota Jakarta. Sementara Anies berjanji akan membatalkan reklamasi di Jakarta. Bentuk kekecewaan ini akan sangat berdampak pada Anies. Sebab yang membuat Anies menang adalah janji kampanye akan membatalkan reklamasi.
Maka seharusnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak boleh takut menghadapi Anies. Sebab Risma bukanlah sosok sembarangan. Kinerja Risma sudah terbukti di Surabaya. Dan popularitas Risma juga tidak main-main karena sudah tersebar pada skala nasional. Apalagi DKI Jakarta belum pernah dipimpin Gubernur perempuan. Maka adalah kesalahan fatal Jika PDIP mengurungkan niatnya untuk mencalonkan Risma sebagai gubernur DKI Jakarta. PDIP Harus optimis apalagi dengan adanya dukungan Jokowi bisa dipastikan Risma akan menang dalam pilgub DKI Jakarta Nanti....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H