Inilah dua dorongan dari dalam diri yang terus memproduksi semangat agar  tak letih, baik berpindah dari satu kapal ke kapal lainnya, atau setia pada satu kapal dan tegar mengiring perjalanannya.Maka jika seluruh hasrat tujuan kita sudah difasilitasi dengan tubuh yang sehat, kita harus mencari kapal lalu turut mendayungnya agar sampai ditujuan.
Saat saya menganggur, saya merasakan betapa mengintimidasinya setiap pergantian hari.Jika enam hari lamanya kita tidak bekerja dan tak berbuat apa-apa, maka hari ke tujuh tak akan jadi hari peristirahatan yang indah.Bahkan tubuh yang dimanjakan dengan rasa malas berlama-lama akan mencapai titik jenuhnya.Maka isilah rutinitas dengan pekerjaan yang menghasilkan, minimalisirlah waktu untuk meratapi diri dan mengecam kehidupan.
Dunia tidak adil? Memang.Karena dunia memang bukan surga.Bahkan semakin hari dunia semakin tidak ideal untuk dihuni.Merebaknya wabah, rusaknya alam karena iklim, meningkatnya kriminalitas, hingga sikap egois para pemimpin negeri, turut berkontribusi pada merosotnya kualitas bumi dan isinya. Untuk situasi seperti ini camkanlah teori Boristoteles yang saya ciptakan di bawah ini,
"Situasi sosial ekonomi saat ini memang sulit, Kondisi ini merangsang kita untuk mudah menyalahkan keadaan.Maka bersikaplah seperti ini: untuk kesejahteraan umum dan kepentingan bersama bersikaplah seolah-olah kehidupan kita sangat bergantung pada kebijakan pemerintah.Tapi untuk kemajuan pribadi bersikaplah seolah-olah negara ini tidak bisa dipercaya.Apa yang kita cari dari sikap seperti ini? Keseimbangan.Disatu sisi kita tetap punya beban untuk bersuara pada permasalahan di masyarakat.Di sisi lain, kita tahu bahwa kita tidak boleh menggantungkan keberlangsungan hidup kita pada siapapun."
Maka tujuan semua ini adalah keseimbangan.Tubuh yang sehat diimbangi dengan semangat yang bergelora.Semangat yang berapi-api diimbangi dengan tubuh yang sehat. Dalam bekerja, target perusahaan diimbangi dengan target pribadi.Banyak orang bekerja mati-matian, tapi lupa kalau dia mati perusahaan tinggal cari gantinya.
Ada juga yang kerja asal-asalan lupa sudah menerima gaji bulanan.Maka bekerja keraslah tapi tahu batasnya.Saat yang kita kejar adalah keseimbangan maka kita tahu bagaimana harus merawat diri yang adalah kendaraan, bagaimana harus merawat perusahaan yang adalah kapal untuk kita menyeberangi lautan, kita juga tahu bagaimana menstabilkan semangat yang adalah bahan bakar untuk setiap pergerakan.
Semangat, tubuh, pekerjaan atau usaha mandiri adalah modal paling berharga yang Tuhan berikan.Tidak semua orang diberi anugerah untuk memiliki ketiga modal dasar ini.
Terutama dalam hal kesehatan tubuh.Bahkan kalau sejatinya kita punya kesehatan tubuh saja, itu adalah sebuah kebaikan dari Tuhan. Kita tinggal mencambuk diri supaya semangat. Usaha bisa dibangun, pekerjaan bisa dicari.Dan semua upaya itu akan lebih indah dan bisa dinikmati proses serta hasilnya di atas tubuh yang sehat dan jiwa yang kuat.
Bersyukurlah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H