Presiden Rusia Vladimir Putin sepertinya akan menyusul XI Jin Ping yang menjadi presiden China seumur hidup. Tahun 2024 adalah akhir periode ke-4 Vladimir Putin memimpin Rusia.Sebelumnya Putin telah menjadi Presiden Rusia sejak 7 Mei 2012. Putin sebelumnya menjadi Perdana Menteri dari 1999 sampai 2000, Presiden dari 2000 sampai 2008, dan kembali menjadi Perdana Menteri dari 2008 sampai 2012.
"Saat ini Majelis Federal Rusia, Duma, mendukung rancangan undang-undang (RUU) yang akan memberikan imunitas terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.Jika peraturan itu disahkan, upaya hukum apapun tidak akan bisa menjerat Putin dan keluarganya setelah orang nomor satu Rusia itu turun dari tampuk kekuasaan.RUU itu adalah bagian dari amandemen konstitusi Rusia yang disepakati lewat referendum, Juli lalu. Mayoritas kursi di Majelis Federal dan Dewan Federasi Rusia diduduki pendukung Putin."BBC News
Reformasi konstitusi tersebut membuat Vladimir Putin dapat menjadi Presiden sampai tahun 2036, bahkan mungkin menjadi presiden seumur hidup. Hal yang terlebih dulu sudah dilakukan oleh Presiden China XI jinping.Pembatasan masa jabatan selama 10 tahun ini ditetapkan oleh Deng Xiaoping pada 1980-an untuk menghindari terulangnya kembali kekacauan di era Mao, yang memerintah lebih dari 30 tahun.Dua pendahulu Xi Jinping mengikuti pola suksesi yang teratur, namun Xi, sejak berkuasa, sudah memperlihatkan bahwa dia ingin memiliki peraturan sendiri.
Wacana Jokowi Tiga Periode Mungkinkah?
Jokowi sendiri marah begitu mendengar wacana tiga periode kepemimpinannya. Jokowi menilai wacana itu mencoreng mukanya. Tapi jika melihat solidnya koalisi pemerintah secara nasional, Mungkinkah hal itu terjadi?
Setidaknya ada beberapa hal yang akan menghalangi wacana tersebut, walaupun sejatinya wacana itu memang tidak pernah serius untuk direalisasikan.
Pertama, tantangan dari aktivis serta pengamat. Di Indonesia cukup banyak lembaga swadaya masyarakat, aktivis, serta tokoh diluar pemerintahan yang aktif terlibat mengawasi jalannya pemerintahan.
Mengingat negara ini adalah negara demokrasi pengawasan terhadap pemerintah tumbuh subur dalam bentuk lembaga ataupun perorangan. Maka wacana tiga periode ini akan mendapat tantangan dari kelompok ini.
Hal ini karena Indonesia punya trauma pada rezim orde baru. Maka Indonesia sangat anti dengan wacana kepemimpinan presiden yang temponya tidak terbatas. Sudah pasti kelompok-kelompok ini akan menolak.
Dan tentu Jokowi bukanlah presiden yang yang akan menghalalkan segala cara, misalnya membungkam kelompok-kelompok ini dengan tangan besi atau uang demi memuluskan rencananya. Sekali lagi hal ini tidak mungkin dilakukan Jokowi.
Kedua, Nahdlatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia. Adalah dua Lembaga Keagamaan terbesar di Indonesia. Bisakah Lembaga ini setuju Jokowi tiga periode? Tentu tidak mudah untuk menjawabnya mengingat Nahdlatul Ulama dan Majelis Ulama Indonesia adalah lembaga yang objektif serta subjektif.