Setidaknya ada beberapa pola yang ingin saya Uraikan dari kejadian yang lagi hangat belakangan ini. Maka tulisan ini adalah murni analisa politik, Yang namanya politik, Sudah barang tentu golnya adalah memenangkan sebuah pertarungan politik. Karena melalui pertarungan politik negara memfasilitasi seseorang untuk berkuasa.
Maka jika ada seseorang yang punya hasrat ingin berkuasa, jangan tempuh jalur lain, sudah pasti itu ilegal. Jangan pakai cara-cara yang bisa memecah belah, negara ini sudah baik loh, tidak satupun orang dihalang-halangi untuk mencalonkan diri menjadi presiden. Tinggal masuk partai, dicalonkan partai, kampanye dan tunggu hasilnya.
Semua harus mengikuti aturan yang berlaku. Pencitraan tidak dilarang, melakukan nego nego politik tidak dilarang, mendekatkan diri pada ketua-ketua partai juga tidak dilarang. Jadi janganlah menciptakan jalur lain untuk menjadi seorang pemimpin.
Apalagi coba menciptakan Negara didalam negara. Sistem kita ini sudah bagus, sudah seperti American Dream siapapun bisa menjadi apa yang dia mau. Jadi saya sangat mendukung perangkat-perangkat negara yang berdiri Teguh untuk menjaga kesatuan NKRI.
Prabowo Disembunyikan, Anies Dikondisikan, Jokowi Penentu Pemenang Pilpres 2024
Sekarang saya akan masuk pada permasalahan yang dialami oleh Habib Rizieq, atau tepatnya bukan dialami melainkan Masalah yang diciptakan oleh Habib Rizieq.
Saya tidak akan masuk pada soal pelanggaran protokol kesehatan, marah-marahnya Ferdinand Hutahaean, dan ngamuknya Habib Rizieq karena Nikita Mirzani.
Setidaknya Kejadian ini menciptakan dua skenario politik. 2 skenario politik ini langsung menghujam dua tokoh yang elektabilitasnya cukup tinggi, setidaknya masuk 3 besar dalam tokoh populer Pilpres 2024.
Skenario pertama Menghujam Anies Baswedan. Awalnya masyarakat geram Kenapa pemerintah mendiamkan aksi Habib Rizieq mengumpulkan massa di tengah pandemi. Menurut Menkopolhukam Mahfud MD, pemerintah pusat sudah mewanti-wanti Anies Baswedan agar mewaspadai aksi tersebut.
Namun masalahnya Anies Baswedan malah mempelopori dengan datang lebih dulu sowan ke Habib Rizieq begitu dia tiba di kediamannya. Kalau dilihat dari sisi intrik politik sepertinya semacam ada kesengajaan untuk melakukan "jebakan Batman" pada Anies Baswedan.
Walaupun saya yakin jebakan Batman di sini tidaklah muncul dari awal. Tapi kondisinya begini, pemerintah pusat menghimbau Anis agar mengantisipasi pengumpulan massa karena pandemi. Karena wewenang secara teknis pelarangan dikumpulkannya masa secara besar-besaran ada di Pemprov DKI, pemerintah pusat sudah melakukan tugasnya yaitu menghimbau Anies.