Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bagaimana Peran Agus Harimurti Yudhoyono bagi Demokrat?

21 September 2020   14:34 Diperbarui: 21 September 2020   14:42 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar waspada.com


Seperti kita tahu bahwa saat ini kepemimpinan Partai Demokrat sudah diambil alih oleh AHY. Ada beberapa alasan yang membuat akhirnya mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan kepemimpinannya kepada AHY.

Alasan pertama Agus Harimurti Yudhoyono Adalah anaknya sendiri. Alasan kedua sepertinya Partai Demokrat butuh manuver baru. Alasan ketiga mungkin karena memang sudah waktunya bagi Pak SBY untuk beristirahat.

Lalu Bagaimanakah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono di Partai Demokrat Saya mengamati media sosial Agus Harimurti Yudhoyono, terutama twitter-nya. Saya mempunyai kesimpulan kalau Agus Harimurti Yudhoyono memiliki kepemimpinan yang mirip dengan Pak SBY, hanya saja Agus Harimurti Yudhoyono terlihat lebih lentur, lebih fleksibel karena bisa masuk dalam kekuasaan.

Seperti kita tahu, bahwa hubungan Pak SBY dan bu Megawati sudah lama memasuki tahap tidak bisa berelasi dengan baik. Ada sejarah panjang yang membuat tidak pernah mencairnya hubungan kedua tokoh tersebut. Itulah yang menyebabkan Demokrat harus berada di luar pemerintahan selama kejayaan Presiden Joko Widodo.

Artinya selama dipimpin Pak SBY Partai Demokrat tidak mempunyai sebuah komunitas, dalam hal ini Entah tergabung dalam partai koalisi atau partai oposisi, Partai Demokrat harus menjadi di partai yang single Fighter atau dikatakan Poros tengah.

Sejak kemunculan Agus Harimurti Yudhoyono pada pilgub DKI Jakarta sudah terlihat arah baru dari Partai Demokrat. Sebagai politisi baru Agus Harimurti Yudhoyono tidak memiliki beban seperti yang dimiliki oleh Pak SBY.Dalam hal ini Pak SBY adalah ketua partai, mantan presiden dua kali berturut-turut, mantan Jenderal dalam TNI, seorang negarawan, membuat gerak langkah Pak sd-nya tidak bisa selentur para politikus lainnya.

Jadi adalah wajar jika langkah kaki Pak SBY terasa lebih berat dibandingkan dengan politisi lain yang hari ini membuang ludahnya Besok menjilatnya kembali. Pak SBY sudah berada pada level yang berbeda, sehingga perlu orang yang lebih muda, tidak berpengalaman tidak perlu dibebani gelar dan gengsi untuk lebih dulu menghampiri politisi lain.

Di sisi lain tampaknya Agus Harimurti Yudhoyono masih mengambil Jalan Tengah. Dalam arti pernyataannya masih tampak normatif misalnya dalam kasus penyerangan ulama.Tidak seperti fadli zon misalnya, yang menganggap bahwa ada ketidakadilan dalam penanganan kasus ulama, dalam hal ini Fadli Zon seperti memupuk anggapan bahwa ini adalah era dimana ulama didiskriminasi.

Misalnya dalam kasus penyerangan terhadap ulama, dalam twitter-nya nya Agus Harimurti Yudhoyono memberi respon begini, " selama 2 hari berturut-turut kita dengar kabar penyerangan terhadap ulama satu di antaranya bahkan meninggal dunia. Kita mendorong pihak berwajib untuk mengusut tuntas kekerasan terhadap ulama agar mencegah spekulasi yang meresahkan.Perlindungan warga negara adalah hal utama. "

Demikian juga dengan pernyataan Agus Harimurti Yudhoyono mengenai covid19 terdengar lebih adem. Dia berkata " hampir 8 bulan kita bergelut dengan covid19. Ancaman Resesi di depan mata, tapi kasus positif masih terus naik. Pemerintah pusat Pemda pakar pandemi pelaku usaha dan masyarakat harus punya visi yang sama mengakhiri pandemi. Utamakan keselamatan rakyat untuk selamatkan ekonomi akibat pandemik. "

Yang sedang berkembang belakangan ini tapi cara Agus Harimurti Yudhoyono menanggapi kasus ini terlihat lebih bijaksana dan benar. Kita tahu bahwa ada dua kubu di negara ini pertama kubu yang pro pada pemerintah kedua kubu yang benci pada pemerintah. Maka dengan sifat normatif seperti ini suara Pihak mana yang sebenarnya ingin diraih oleh Agus Harimurti Yudhoyono.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun