Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan Maju, Gantikan Din Syamsudin, Gatot Nurmantyo, Amien Rais

22 Agustus 2020   13:52 Diperbarui: 22 Agustus 2020   13:59 5604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menarik, menyimak analisa Pendiri Lingakaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait dibentuknya KAMI oleh tokoh-tokoh seperti Din Syamsudin, Gatot Nurmantyo, hingga Amie Rais.Bukan tokoh sembarangan, Prof Din Syamsuddin adalah Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gatot Nurmantyo adalah TNI Jenderal (Purn) dan Amien Rais adalah mantan Ketua MPR dan juga tokoh reformasi.Masih ada tokoh-tokoh lain dibalik berdirinya KAMI, seperti sosok populer Rocky Gerung hingga Rizal Ramli ekonom dan mantan menteri.

Setidaknya ada tiga poin yang menjadi analisa Denny JA tentang gerakan KAMI.Skenario pertama: KAMI membawa pemerintahan Jokowi jatuh sebelum berakhirnya jabatan di tahun 2024. Tapi masih ada dua variabel yang belum hadir sebagai konteks gerakan ini. Sebelum dua variabel tambahan hadir, KAMI tak cukup kuat untuk menjatuhkan Presiden Jokowi di tengah jalan Dua variabel yang dimaksud Denny JA adalah lahirnya gerakan politik alternatif serta masalah ekonomi dan ini tidak cukup untuk merontokkan Jokowi.

Komentar saya untuk analisa pertama  Denny JA.Masuk akal juga untuk mencurigai niatan makar dalam KAMI.Walaupun sepertinya hal itu terlalu ekstrim.Jadi sejauh ini saya masih positif thingking bahwa apa yang dilakukan KAMI adalah murni kritik untuk pemerintah.Oleh karena itu saya tidak setuju kalau dibuat gerakan tandingan.Kalau tujuannya menggulingkan pemerintahan yang saha, sudah ada polisi yang bertugas menanganinya.

Kalau itu murni kritik untuk apa pula membuat gerakan tandingan.Karena menyampaikan aspirasi adalah hak warga negara, berorganisasi juga hak warga negara.Malah harusnya DPR lah yang melakukan fungsi atau menampung aspirasi dan kritik dari masyarakat.Jadi dalam hal ini menurut saya masih biasa saja.Asal tidak dimanfaatkan untuk kegiatan politik praktis seperti kelompok 212.

Analisa kedua  Denny JA adalah.KAMI disebut Denny JA tak bakal jadi sesuatu. KAMI disebut bisa saja hanya menjadi penghias demokrasi negeri ini.KAMI akan hadir sebagai bunga demokrasi belaka. Ia justru menjadi pemanis pemerintahan saat ini. Bahwa dalam pemerintahan Jokowi, toh hadir dan dibiarkan gerakan oposisi. Tentu sejauh tak ada hukum nasional yang dilanggar.

Yang menarik adalah analisa ketiga dari  Denny JA.Gerakan ini akan membesar, tidak menjatuhkan Jokowi, namun mereka segera menemukan capres 2024 yang populer. KAMI berujung menjadi king maker terpilihnya dan beralihnya kepemimpinan nasional, lewat pemilu, dari koalisi partai saat ini, menuju koalisi partai oposisi plus KAMI Kekuatan KAMI juga menjadi kekurangannya. 

Beragamnya tokoh di dalam KAMI itu bagus sebagai forum. Namun ketika gerakan ini harus fokus hanya pada satu capres dan cawapres saja, perpecahan internal mungkin terjadi. Ditambah lagi satu perkara. Bisakah KAMI akhirnya mengalah mendukung capres 2024 yang potensi menangnya lebih besar, yang capres itu mungkin saat ini tak ikut barisan KAMI

KAMI sendiri menilai analisa Denny JA ngawur.Artinya mereka membantah arah gerakan mereka akan menjadi partai politik.Bahkan kelompok 212 juga menolak bergabung dalam KAMI karena masih dibawah komando Habib Rizieq.Maka siapakah orang yang akan dicalonkan jadi capres oleh kelompok ini.Mengingat setiap tokoh dalam KAMI punya ambisi menjadi capres.Seperti Amien Rais, Rizal Ramli,  Gatot Nurmantyo dan mungkin juga Din Syamsudin.

Oleh karena itu, tepatlah analisa  Denny JA.Bahwa kelompok ini rentan dengan perpecahan.Maka tokoh yang didukung kelak harus berada diluar KAMI.Dan dalam pengamatan saya, sosok yang cocok saat ini adalah Anies Baswedan.Sebab Anies jugalah yang didukung oleh kelompok 212 untuk menjadi capres.Untuk saat ini hanya Anies tokoh populer yang bisa mereka usung.

Walaupun Anies kalah populer dari Prabowo, Ganjar, Ridwan Kamil, Risma, tampaknya hanya Anies yang mau melekatkan diri dengan ormas-ormas tersebut.Prabowo memang saat ini menjauh dari kelompok mereka, tapi tidak tahu apakah nanti menjadi mesra kembali.Kita tunggu saja kelanjutannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun