Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dalam Pengalaman Orang Lain, Ada Siklus Hidup yang Akan Kamu Alami

3 Mei 2020   04:00 Diperbarui: 3 Mei 2020   08:19 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto: pixabay

Padahal ilustrasi di atas adalah fakta yang tak dapat dihindari. Contoh lain misalnya, Proses hidup manusia biasanya adalah, sekolah, bekerja, mapan di usia 40 tahunan, menua di usia 60-an, dan pensiun di usia 65 tahun disertai menurunnya penghasilan serta kondisi kesehatan. Maka sejak muda manusia dituntut untuk mempersiapkan masa tuanya.

Seperti asuransi kesehatan dan uang untuk bekal di hari tua. Contoh kedua ini biasanya dipakai untuk menciptakan rasa tidak aman pada diri calon pembeli oleh penjual asuransi. Tapi memang begitulah realitasnya, suka tidak suka, peduli tidak peduli setiap orang akan melaluinya.

Inilah alasan kenapa di awal saya bilang, setidaknya hanya dua hal yang saya harapkan terjadi pada diri orang lain saat saya menjawab pertanyaan mereka atau berbicara pada mereka.

Pertama, mereka mengerti apa yang saya katakan.

Dalam batas minimal, setidaknya mereka mengerti apa yang saya ucapkan. Secara terstruktur setidaknya mereka memahami apa yang saya maksud. Walaupun bisa saja mereka mengerti apa yang saya maksud, namun tak mengerti dengan sungguh-sungguh apa pentingnya semua itu.

Misalnya, mereka mungkin paham bahwa manusia pasti mati, tapi mereka tak merasakan urgensinya untuk merenungkan hal tersebut dikarenakan mereka masih muda. Walaupun syarat mati bukan usia, tetap saja sulit membuat mereka merenungkan semua itu.

Kedua saya berharap perspektif mereka semakin luas dalam memandang sesuatu ketika saya berbicara pada mereka.

Tentu saya berharap mereka langsung percaya ketika saya mengatakan sesuatu. Tapi faktanya, ada hal-hal yang memang bisa dimengerti seiring berjalannya waktu. Karena beberapa hal menuntut kedewasaan untuk memahaminya.

Setidaknya kalau saya bisa membuat mereka mengerti dan perspektifnya semakin luas, pada titik tertentu dalam usia mereka, mereka akan bergumam, "Hmm betul juga apa yang dikatakan pria tampan itu pada saya." Tapi memahami sesuatu seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia tak melulu punya makna memahaminya di waktu yang seharusnya.

Seperti seseorang yang akhirnya paham bahwa ternyata sekolah itu penting, setelah dia puas bermain-main dan sudah saatnya memasuki dunia kerja, ternyata untuk melamar kerja perlu ijazah, sementara dia SMP pun tak lulus, penyesalan kemudian tiada guna.

Akhirnya dia pun terlunta-lunta mencari kerja. Padahal selama ini orang tuanya sudah sering menasehati agar dia sekolah yang rajin, namun dia mengabaikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun