“Yoi bro, harus berani ambil resiko, hidup mah pilihan, lu harus struggle.Push the limit bro, never lose hope.” Balas kawan saya itu lagi.
Lalu saya jawab,”Betul juga ya bro, belum ada kata terlambat untuk memulai lagi.Lu benar-benar titisan Mario Teguh.”Begitulah percakapan penuh motivasi antara saya dengan seorang teman.Rasa cemas memang mudah hinggap pada seseorang saat akan memutuskan sebuah pilihan.
Seperti yang saya ceritakan di atas.Tidak salah saya bertanya pada seorang teman karena jawabannya cukup membuat pikiran saya kembali tenang.Kita memang kadang lupa melibatkan Tuhan dalam perjalan hidup kita yang tidak pasti.Seperti pindah kerja misalnya, kadang kita takut kalau uang yang kita hasilkan tidak lebih banyak.Padahal seperti yang dikatakan kawan saya di atas,”Rezeki kita sejatinya sudah dipersiapkan oleh Tuhan, kita tinggal mengusahakannya saja.”
Selama kita berusaha, artinya dimanapun kita berada kita tidak boleh takut kekurangan, Tuhan pasti akan mencukupkan.Asal syarat utamanya dipenuhi, yaitu kita mau berusaha.
Saya pernah mendengar seseorang berkata,”Soal perlidungan Tuhan tak perlu diragukan, yang perlu kita cemaskan adalah usaha kita, jangan-jangan belum maksimal.”Maka dapat disimpulkan, pekerjaan apapun, dan bekerja dimanapun kalau kita menaruh usaha di dalamnya, kita bisa menikmati rezeki yang Tuhan sudah persiapkan untuk kita.Pekerjaan apapun dapat dijadikan Tuhan sebagai media dan alat untuk pemenuhan kebutuhan kita.
Bukan hanya itu, kecemasan untuk memulai sesuatu yang baru juga biasanya datang dari sisi relationship.Kita takut kehilangan teman lama.Padahal kalo ada niat, walau sudah beda kantor, mudah saja untuk bertemu kan.Kecemasan seperti ini biasanya saya hadapi karena saya memang imut dan pemalu.Jadi ini lebih ke persoalan beradaptasi.Kita takut untuk meninggalkan lingkungan yang sudah lama kita kenal.
Apakah orang baru yang kita temui kelak akan sama baiknya dengan teman lama kita di kantor sebelumnya? Pertanyaan seperti ini terus menenggelamkan kita dalam keraguan.Belum lagi budaya kerja, atasan, tekanan, yang semuanya masih kita raba-raba.Tapi apa boleh buat, demi masa depan yang lebih baik kadang kita harus segera memutuskannya.
Lalu apakah kita harus menyesali keputusan kita saat harus memulai sebuah pekerjaan dari enol? Beberapa orang tampaknya malah sengaja menyemplungkan dirinya pada hal tersebut.
Banyak orang yang dulunya hanya menggeluti dunia kepenulisan, mulai jadi kreator video, mulai merambah Podcast, membuat serial di channel Youtube, dan lain sebagainya.Kalau kita perhatikan semuanya dapat menjadi media untuk mengais rezeki.
Jadi kenapa harus takut untuk berpindah dari sesuatu yang menjadikan kita expert ke dunia yang menjadikan kita seorang amatiran.Saya mendapat beberapa pelajaran dari nasehat sederhana teman saya tersebut.
Pertama, hidup harus berani ambil resiko.Seperti meminjamkan duit pada teman misalnya.Tentu ada kemungkinan teman kita itu tidak akan membayar atau malah kabur.Itulah resikonya.Kalau kita takut, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah menolong sesama teman karena resikonya uang kita bisa hilang.Ternyata dalam tindakan paling tulus dan sederhanapun kita selalu dibayang-bayangi resiko yang akan merugikan diri kita.