Suatu hari saat morning briefing atasan kami menyampaikan beberapa pesan. Salah satunya adalah agar setiap karyawan tidak baperan (bawa perasaan) saat ditegur dalam bekerja. Karena toh tindakan itu tidak lebih dari urusan kerja.
Sebab masih menurut atasan kami itu, sikap baper tersebut akan meng-influence lingkungan sekitar, yaitu sesama rekan kerja. Mending kalau baper yang positif, kalau baper yang negatif kan repot. Apalagi karena dikasih masukan atau ditegur, kalau tak cocok di hati biasanya bakal baper negatif.
Bayteway kalau jatuh cinta baper positif atau negatif ya? Hkmm, gak tahu juga sih saya sudah lama gak jatuh cinta haha. Lanjottt...
Ada 2 tipe orang di dunia kerja jika dipersempit, pertama yang kalau dikasih masukan berpotensi baper, sekaligus kemungkinan akan didengar. Tipe kedua yang kalau dikasih masukan gak akan baper, tapi sekaligus berpotensi masuk telinga kiri keluar telinga kanan.
Nah saya sering dikatain tipe yang kedua ini oleh senior saya. Padahal kalau dia memberi masukan selalu saya dengar kok, cuman gak dilakuin haha. Gak lah, idealnya memang kita harus jadi orang yang mau menerima masukan tapi gak baperan. Untuk memiliki karakter seperti itu memang dibutuhkan kedewasaan.
Semua kembali pada pola pikir seseorang. Kalau segala sesuatu dianggap urusan pribadi pasti jadi gampang tersungging, tapi kalau profesionalitas dikedepankan ya apapun yang terjadi biasa aja gitu loh.
Jadi sekarang gua tanya, lu pernah tersinggung atau baper gak Bor di tempat kerja? Hkm, kalau baper karena dikasih masukan gak pernah. Tapi kalau baper karena kecantikan rekan kerja sering, haha...bercanda kok. Biasanya orang lain yang baper karena ketampanankuhh.
Apalagi saat kebaperan ini dibawa ke dalam lingkaran pertemanan, maka akan lahir persekongkolan, habis itu akan lahir konspirasi, setelah itu akan lahir ideologi. Akan muncul kebencian yang sama pada seseorang. Namanya juga setia sama teman, satu pola pikir satu perjuangan, jadilah perpecahan dalam kelompok-kelompok kecil di perusahaan.
Hal seperti ini tentu tak kita harapkan karena akan mengganggu suasana pekerjaan. Juga akan mengusik budaya positif di lingkungan perusahaan. Bukan hanya dalam ranah dunia kerja, di manapun kita berada sikap baperan ini harus diletakkan dengan benar duduk persoalannya.
Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, kalau kebaperan itu positif sih gak apa-apa. Kalau sebaliknya? Maka tak mustahil kita telah jadi seorang provokator.