Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menggerakkan Dunia Lain Agar Skripsi Kamu Beres!

9 Agustus 2017   10:47 Diperbarui: 15 April 2019   15:05 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar (Youthmanual)

Akhir-akhir ini saya memang tak bisa menulis serutin biasanya di blog K ini, penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah skripsi yang menuntut untuk segera diselesaikan. Kalau tak segera diselesaikan maka saya tak bisa ikutan sidang, kalau tak bisa ikut sidang berarti tak jadi sarjana tahun ini. Pada intinya ingin segera menyelesaikan kuliah, fokus kerja terus melamar kamu (yang terakhir bercanda kok soalnya saya sudah dilamar Mikha Tambayong).

Alasan saya tak langsung menuliskan hal-hal apa saja yang saya pelajari selama menulis skripsi disebabkan, saya ingin memastikan dulu bahwa setelah saya menyelesaikan skripsi (terlepas dari ada revisi nantinya) bahwa skripsi saya, dengan segala kekurangannya akhirnya membuat saya masuk pada level selanjutnya, yaitu sidang! Dalam artikel saya sebelumnya yang berjudul Trik Menghadapi Skripsi yang Sering Membuat Mahasiswa Tersesat, saya coba berbagi pandangan tentang hal apa saja yang harus dikuasai seorang mahasiswa agar bisa menyelesaikan skripsinya.

Dalam tulisan itu saya coba berbagi sedikit tips di saat skripsi saya sendiri masih dianggap kacau oleh dosen pembimbing. Tak hanya dianggap kacau, bahkan disaat yang lain sudah menyelesaikan bab empat, saya sendiri malah disuruh mengulang dan merubah pertanyaan penelitian yang terdapat pada bab satu. Bayangkan? Artinya saya harus merubah total skripsi saya. Oleh sebab itu teman saya bilang, ngerjain skripsi mah jangan dibawa stress, tapi jangan juga dianggap enteng.

Tentu saya agak stress juga disuruh mengulang dari awal, tapi ya itu bukan salah dosen pembimbing, pilihannya mungkin mau lulus bimbingan tapi gagal di sidang atau pusing pas bimbingan tapi selamat pas sidang. So, semua proses, koreksi, kata-kata pedas dan ultimatum dosen pembimbing pada akhirnya memaksimalkan apa yang saya tulis sehingga layak disebut skripsi (sekali lagi dengan segala kekurangannya).

Jadi pelajaran apa yang bisa ditarik selama proses pengerjaan skripsi ini? Dengan menggunakan paradigma konstruktivisme dan studi fenomenologi maka saya akan coba memaknai secara positif peristiwa pengerjaan skripsi ini untuk kita semua (gaya ui pake paradigma segala, ya ampyunn eta terangkanlah!).

Pertama, seperti yang banyak orang bijak bilang, yang membuat kita tersandung itu batu-batu kecil bukan batu besar. Ada berapa banyak mahasiswa yang tak bisa mengikuti skripsi dikarenakan nilai pada mata kuliah wajib yang D atau E, padahal untuk lulus itu minimal C. Perjuangan akademis kita juga kan bagian dari hidup, jadi sebelum semester akhir saran saya perhatikan nilai-nilai kamu. Periksa lagi, begitu ada yang dirasa kurang memenuhi syarat kelulusan segeralah ikut ujian lagi untuk memperbaikinya.

Dalam kehidupan yang lebih luas, artinya kita belajar peka. Sensitiflah pada informasi dan kelemahan yang terjadi pada kita. Ekhm, dalam analisis SWOT, di mana S nya memiliki arti Strengths atau kekuatan, W nya Weaknesses yaitu kelemahan, O nya Opportunities yaitu peluang, dan T nya Threats adalah ancaman, kita bisa mempolakan hal-hal di atas dalam kehidupan kita.

Contohnya saat melihat ada nilai yang belum standar maka itu adalah weakness yang bisa menjadi threats atau ancaman bagi kelulusan kita. Simpel aja sih, saya pakai istilah SWOT biar keren aja. Tapi pada intinya karena ini dunia akademis pekalah pada syarat-syarat kelulusan agar kita bisa menyelesaikan proses pendidikan yang kita jalani tepat pada waktunya.

Kedua, hidup itu lebih mudah kalau kita mengikuti aturan. Jadi kalau kita sudah dapat jadwal bimbingan skripsi, segeralah bimbingan. Saya sendiri pernah dihajar tentara karena melanggar lampu merah, asli dihajar sampai helm saya pecah. Tentara itu memukul kepala saya dengan keras, tapi ya buat saya nggak kerasalah. Kalau bukan ingat saya yang salah, saya pasti sudah pakai baju Iron Man saya dan saya las tuh tangan tentara. Nah inilah akibat tidak ikut aturan, hidup jadi susah.

Sama halnya dengan proses bimbingan, usahakan kita rajin bimbingan, sebab kalau bimbingan di akhir sudah pasti akan menemui kesulitan yang tak diharapkan. Pertama jadwal bimbingannya sudah hampir selesai, sudah ketinggalan dari rekan-rekan, dan mungkin dosen pembimbingnya sudah malas menghadapi kita.

Ini bukan mitos loh, saya mengingatkan saja. Hidup itu akan lebih mudah kalau kita mengikuti peraturan yang sudah dibuat. Ingat kita bisa bebas memilih tindakan, tapi tidak dengan konsekuensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun