Biasanya saya malas mem-follow akun instagram pejabat negara, karena isi postingannya membosankan kali ya. Namun saya mem-follow akun instagramnya Ridwan Kamil. Bukan karena saya suka dia atau karena dia tokoh favorit saya, dan bukan pula karena dia wali kota saya (Wali Kota Bandung). Alasan saya mem-follow dia adalah karena yang saya perhatikan dari beberapa kali postingannya di instagram, beliau itu adalah sosok yang peduli dengan persoalan asmara kawula muda (walaupun dalam konteks bercanda). Beliau yang saya lihat, termasuk tokoh yang perduli dengan kaum zomblo. Sering sekali beliau memposting foto dengan caption menggoda kaum “fakir asmara” , dan jujur menurut saya itu lucu, menggelitik. Tak jarang beliau memposting foto kemesraan dengan isterinya lalu menggoda kawula muda agar lekas menikah (masih dengan niat ngomporin fakir-fakir asmara). Nasibmulah, mblo..mblo.
Dari gambar di atas terlihat Ridwan Kamil menuliskan caption: ternyata banyak banget yang tidak mampu memaafkan mantan. Rupa-rupa alasannya. Saya juga nggak tahu sih dalam rangka apa akun-akun tersebut menyatakan pendapatnya soal memaafkan mantan pada Ridwan Kamil, mungkin sebelumnya kang Ridwan Kamil bertanya pada followers-nya sudah memaafkan mantan atau belum (saya juga ndak tahu). Tapi kocak sih haha, ada yang ngejawab, “Dimaafkan tapi ujung-ujungnnya ngajak reunian, udah aku maafkan tapi tetap saja aku diteror.”(Memangnya neror mantan itu gimana sih hahaha). Ada lagi yang jawab, ”Horor itu mah, nggak syanggup hahaha.”
Karena saya adalah pria sejati yang masih menanti Mikha Tambayong, jadi sebenarnya saya tidak tahu bagaimana rasanya punya mantan. Namun opini saya, memang kita sebagai manusia tak akan pernah bisa melupakan mantan. Sebab mantan adalah sosok yang masuk dalam konteks peristiwa penting dalam hidup kita. Jadi kalau ada yang memberi nasehat agar kita melupakan mantan, percayalah itu adalah sesuatu yang mustahil.
Kita tak akan bisa melupakan peristiwanya, yang bisa kita lakukan adalah menghilangkan rasanya. Itu kenapa saat kamu diputusin pacar yang akan segera jadi mantan, yang sakit itu bukan pikiran, bukan otak secara organ. Namun yang sakit itu hati. Itulah alasan sederhana kenapa usaha melupakan mantan kalau tujuannya adalah meniadakan nama dia dalam kepala, atau melupakan seperti apa rupanya adalah usaha yang sia-sia.
Melupakan mantan yang benar adalah “usaha untuk menghilangkan rasa”.
Nama dan rupanya pasti akan selalu terekam dalam pikiran kita, tapi jika usaha melupakan dengan benar itu berhasil maka kita tak akan lagi terganggu dengan wajahnya yang berseliwiran di kepala kita. Ingat tapi tak akan teringat-ingat. Hanya orang yang kita rasa istimewalah yang bakal kita ingat-ingat. Maka yang perlu digeser adalah posisi rasa di hati kita untuk mantan. Jika tadi posisi rasa untuk dia ada dibagian hati yang paling dalam, maka sekarang sudah saatnya mengangkatnya ke permukaan. Jadi dalam melupakan mantanpun ada therapinya. Kalau grasak-grusuk pasti sulit. Pasti sulit untuk melupakan mantan pada saat hari H diputusin. H+ setahun juga mungkin belum bisa kita lupakan, tapi kalau rasa di hati sudah hilang, itu hanya soal mecari penggantinya saja. Segini dululah, salam damai.
*Sumber gambar: Akun instagram Ridwan Kamil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H