Walaupun sampai saat ini error-nya Kompasiana tidak sembuh-sembuh, ya sudahlah saya posting saja tulisan ini. Error? Tentu saja itu memengaruhi tingkat kemalasan saya dalam menulis. Dari yang tadinya sudah malas, jadilah semakin malas. Tapi okelah saya sudah maafin Kompasiana dan adminnya. Sudah jangan sedih lagi ya. Jadi ceritanya secara tidak sengaja beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah infografis di Forbes tentang bagaimana orang sukses mengelola waktunya. Sebenarnya bukan soal mengelola waktu saja sih, tapi lebih ke bagaimana orang-orang yang sudah berhasil membangun kebiasaannya. Infografis tersebut coba membongkar rahasia bahwa ternyata sebelum sukses, orang yang berhasil adalah orang yang lebih dulu berusaha untuk jadi orang yang produktif.
Tak hanya produktif, bahkan mereka sudah membiasakan diri untuk menjadi orang yang super duper produktif. Nah apa sajakah rahasia sukses mereka sehingga bisa jadi orang produktif, yang akhirnya membawa mereka pada puncak keberhasilan?
1. Mereka Selalu Melakukan Ritual Pribadi saat Bangun Tidur
Dari berbagai literatur, kita bisa membaca banyak orang sukses yang melakukan kegiatan positif ketika baru bangun tidur di pagi hari. Seperti berdoa, membaca buku motivasi, membaca kitab suci, mendengarkan lagu rohani dll.. Hal Elrod, penulis buku The Miracle Morning berkata, ”Saat baru bangun di pagi hari terlalu banyak orang memikirkan apa yang akan mereka lakukan (on doing more to achieve more). Padahal, menurut Hal Elrod, keajaiban pagi dengan segala ritualnya terletak pada pola pikir “untuk menjadi” (focus on becoming more but doing less to achieve more).
Pagi hari adalah waktu yang tepat untuk melakukan “meditasi” dan mencari inspirasi. Itu sebab, kebanyakan orang yang produktif akan bangun di pagi hari, bukan di siang bolong. Mereka mendisiplinkan tubuh mereka agar memulai sesuatu lebih awal untuk memperoleh hasil yang maksimal.
2. Mereka Selalu Rajin Mencatat
Richard Branson pendiri perusahaan Virgin dikisahkan selalu membawa buku catatan ke mana pun dia pergi. Bahkan dia berkata tak akan mampu mendirikan perusahaannya tanpa buku catatan yang simpel. Selalu membawa buku catatan sehingga saat ada ide muncul kita bisa langsung menuliskannya. Sebab ide bisa muncul secara tak sengaja kapan pun dan di mana pun. Tulislah segala ide yang muncul dalam pikiranmu saat itu juga, itu adalah pelajaran berharga jutaan dollar yang sekolah tidak ajarkan padamu, ujar Richard Branson. Ternyata menuliskan ide dalam buku catatan bukan hanya untuk penulis novel.
Kelak bisa saja potongan-potongan ide itu akan berguna saat kita bisa melihat benang merah di antara ide tersebut. Saat benang merahnya ketemu kita tinggal menyatukannya saja, dan itu sudah tentu menghemat banyak sekali waktu.
3. Mereka Mengikuti Pareto Principle
Seperti yang kita semua sudah tahu, Prinsip Pareto adalah memperoleh hasil 80% dari 20% tindakan atau usaha. Hal ini berarti mengajarkan pada kita untuk mengerjakan hal-hal yang memang membawa dampak besar pada hidup kita terlebih dahulu. Prinsip ini bisa kita jalankan dengan lebih dulu menyusun skala prioritas: mana yang penting, mana yang lebih penting, dan mana yang harus dikerjakan lebih dulu. Dalam bahasa Stephen Covey, artinya kita juga harus bisa membedah mana yang penting tidak mendesak, penting mendesak, tidak penting mendesak, dan tidak penting tidak mendesak.
Prinsip Pareto juga mengajarkan kepada kita untuk melakukan pendelegasian, belajar percaya kepada orang lain dan tidak mengerjakan semuanya seorang diri. Hal ini berarti menyangkut kerja sama kita dengan orang lain untuk memperoleh hasil maksimal.