Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Waktu Tidak Membuat Hutang Lunas, Bayarlah!

2 Juli 2016   16:00 Diperbarui: 15 April 2019   13:48 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.merdeka.com

Tapi beberapa waktu lalu , setelah sepuluh  tahun lebih,  sang pemberi hutang mengungkit kembali masalah hutang piutang tersebut (sekarang saudara saya itu sudah memiliki ekonomi yang lebih baik), menceritakanya kesana kesini yang membuat saudara saya itu kesal dan malu.Tak dapat dihindari pertengkaran dan keributan pun terjadi.Sang pemberi hutang merasa saudara saya itu masih punya hutang sedangkan saudara saya merasa hutangnya sudah lunas.Yang lebih parah, sang pemberi hutang menghitung tiap bunganya dari sisa hutang dan meminta saudara saya itu membayar dengan harga satu buah rumah.

Saudara saya itu tak terima, tapi juga tak mau ribut berkepanjangan.Akhirnya saudara saya itu pun menghitung ulang harga televisi , hutangnya lalu membayar sisanya plus sedikit bunga.Pelunasan hutang  pundilakukan dengan nilai rupiah sekian juta, yang penting masalah beres.

Dari kasus saya dan saudara saya tersebut, dapat disimpulkan bahwa waktu tidaklah membuat sebuah hutang menjadi lunas, Berapa pun lamanya.Hutang tetaplah hutang.Mungkin inilah kesalahan yang sering kita lakukan, kalau kita punya hutang dan si pemberi pinjaman lupa menagih, kita menganggap  hutang kita sudah lunas.Padahal hanya karena si pemberi pinjaman lupa menagih bukan berarti hutang kita lunas!

Hanya ada dua cara untuk melunasi sebuah hutang.Pertama si pemberi hutang dengan rela hati menghapuskan hutang kita, kedua kita membayar hutang kita sampai lunas (dan mungkin syarat-syarat lain di dalam agama sehingga hutang itu di anggap lunas).Di luar itu kita tetaplah manusia yang terhutang sampai mati, sekalipun kita bersembunyi di pelosok terpencil di ujung dunia tak perduli berapa abad lamanya.

IDUL FITRI MOMENT PENGHAPUSAN HUTANG

Ternyata hutang piutang tak melulu bicara soal uang.Dalam hidup tak jarang kita membuat janji dengan seseorang tapi gagal menepatinya.Namun seiring berjalanya waktu, kita membiarkan janji itu berlalu begitu saja, lalu melupakanya.Seolah dengan bertindak begitu janji kita menjadi lunas.

Demikian pula tak jarang kita menyakiti hati seseorang namun dengan seiring waktu tak pernah mengucap sepatah kata maaf pun.Seolah dengan beriringnya waktu kesalahan kita itu akan lenyap begitu saja.

Padahal dalam konteks hutang piutang waktu dan jarak tak dapat melunasinya, satu-satu nya cara untuk melunasinya adalah dengan membayarnya.

Beberapa hari lagi kita akan (terutama teman-teman yang beragama islam) merayakan idul fitri.Konon ini adalah hari yang penuh berkah.Ada banyak silaturahmi yang terjalin, yang tadinya putus  di pererat kembali.

Setelah berpuasa sekian lama beberapa hari lagi kita akan merayakan hari kemenangan.Tentu bukan hanya menang dari hawa nafsu, haus dan lapar, dengan membayar segala sesuatu yang pernah kita pinjam atau janjikan, kita semua bahkan akan menang dan bebas atas segala hutang.

Selamat menyongsong hari kemenangan untuk para sahabat kompasiana yang merayakanya.Mohon maaf kalau ada salah hehehe

Boleh setuju boleh tidak

Penikmat yang bukan pakar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun