Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Masih Butuhkah Saya Langganan Koran?

18 April 2016   10:44 Diperbarui: 15 April 2019   13:41 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolom lowongan kerja (dokpri)

Sudah beberapa hari ini seorang pria selalu mengantarkan koran Kompas ke rumah saya, tahu kenapa? Karena baru saja saya berlangganan koran Kompas. Sudah dari dulu saya ingin berlangganan koran tapi karena sudah keburu lengket dengan media online maka niat itupun saya urungkan. 

Kalau begitu, lalu kenapa saya malah berlangganan koran disaat bisa mengkonsumsi berita dengan gratis di internet? Sebenarnya saya tak pernah berpikir akan berlangganan koran.

Jadi ceritanya kelas kami tengah mengadakan event di kampus, maka teman-teman yang lain sibuk mencari sponsor dari berbagai perusahaan. Ada yang menjual baju, kartu perdana, kerudung termasuk koran. Kalau saya tidak salah, kami harus mencari dua puluh enam orang yang mau berlangganan koran Kompas agar pihak Kompas mau menjadi sponsor atau media partner (saya agak lupa).

Jujur, ternyata menawarkan pada orang-orang agar mau berlangganan koran (terlepas dari Kompas atau bukan) itu agak sulit.Bahkan menawarkanya dikalangan mahasiswa pun sulit.Entahlah, mungkin semua masih ada hubunganya dengan media online yang lebih mudah diakses dari ponsel dan gratis lagi (cuman beli kuota internet saja). 

Saya bukan pemerhati media, praktisi, apalagi pemain di ranah ini. Saya hanyalah penikmat yang bukan pakar saja hehe. Karena sampai tenggat waktu yang ditentukan kami belum menemukan dua puluh enam orang yang mau berlangganan, maka sebagai bentuk tanggung jawab saya dan beberapa teman yang lain pun ikut berlangganan Koran Kompas selama satu bulan.

Seperti biasa, salah satu masalah saya dengan koran adalah saya  tak akan bisa membaca  keseluruhan isi berita, oleh karena itu terkadang jadi terasa mubazir. Bukan salah korannya tapi salah saya karena memang tak semua topik menarik buat saya.

Jadi ya tak saya baca. Selain itu masalah yang terjadi dengan berlangganan koran bagi saya pribadi adalah soal waktu kedatangan koran tersebut di rumah.

Tak ada masalah sih, karena beberapa hari ini si mas pengantar koran selalu tiba sekitar jam delapan pagi untuk mengantar koran tersebut. Hanya saja menjadi masalah karena saya jam setengah tujuh sudah berangkat kerja, padahal enaknya sih baca koran itu kan di pagi hari. 

Sekali lagi ini bukan salah korannya, tapi hanya masalah mobilitas tiap orang itu berbeda-beda. Jadi ya mau tak mau saya akan membaca koran tersebut di malam hari saat sudah sampai di rumah, kadang sudah capek dan ngantuk dan akhirnya beritanya tidak kebaca semua.

Memang bukan korannya yang salah, tapi manusia yang memang punya kesibukan masing-masing. Tapi justru hal itulah yang menjadi salah satu masalah koran saat ini.

BAGAIMANA CARA SAYA MEMBACA KORAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun