Saya selalu percaya bahwa sukacita tidak sebatas haha hihi, tak selalu diekspresikan dengan tawa yang terbahak-bahak. Bahkan terkadang paradoks, orang yang sudah mencapai sukacita dengan level tinggi malah menangis, bukan tertawa. Contohnya saja seorang kontestan pencarian bakat yang bahagia bukan kepalang saat namanya keluar sebagai juara satu bisa menangis sedemikian rupa.
Kembali pada petuah Stephen King yang menekankan bahwa menulislah untuk sebuah kesenangan (positif) di atas, maksudnya tentu bisa dikembalikan pada; tulislah apa yang kita rasakan, alami atau karena memang hal tersebut punya arti mendalam bagi kita.Â
Contohnya saja J. K. Rowling, karena dia senang dengan sahabat imajinatif yang menari-nari di kepalanya, dia pun menulis buku Harry Potter. Artinya, tulislah hal yang memang membuat kita bergairah, hidup dan bisa membuat kita menjadi orang yang lebih baik. Seperti perkataan di atas, jika menulis karena didasarkan kesenangan, kita bisa menulis sampai kapan pun. Maka kita bisa menulis seumur hidup.
Boleh setuju boleh tidak
Penikmat yang bukan pakar
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H