Adakah tempat seperti itu?Dimana tiap insan bisa melupa akan problematika hidup yang membelit-belitnya.
Aku menggulung celana ku setinggi dengkul,kurasakan riak riak air di telapak kakiku. Dingin menusuk-nusuk. Gunung gunung berdiri kokoh, mengelilingi bak memeluk lautan. Di pinggir pantai terlihat olehku sepasang kekasih duduk, bersenda gurau.Sang wanita menyenderkan kepala nya di bahu sang pria.Sebuah romantika sepasang manusia.Dihadapan mereka, tak kalah indahnya, membentang hamparan lautan biru, burung merak terbang dengan kemegahanya di atas gulungan ombak.Sungguh sebuah pancarona keagungan yang kuasa.
Aku melanjutkan langkahku, kuhirup nafas dalam dalam, berharap semua beban terhempas saatku melepas nafas.Ku lirik sebuah papan dengan hurufnya yang beraneka warna, termaktub di atas sebuah tiang yang menjulang tinggi “Welcome to Meksiko.”Bagaimana mungkin aku, jauh jauh dari Indonesia, bisa sampai ke tempat yang amat jauh ini.Itu dia penginapanku.Ku akan rebahkan diri, melepas penat sesaat, untuk kemudian melanjutkan perjalananku.
****
Aku terjaga, ku tilik jam ditanganku, jam sepuluh pagi, lumayan menyegarkan walau hanya tidur selama dua jam.Aku bergegas mandi, air disini dingin sekali, setelah aku selesai seorang pelayan mengantarkan seporsi makanan ke kamarku.Makanan yang asing, tak pernah aku cicip sebelumnya.Minumanya tak kalah asing, rasa yang belum pernah ku coba, tapi dengan cepat kulahap semuanya.
Kukenakan kaos oblong, lalu kutinggalkan kamarku.Aku kembali berjalan jalan di tepian pantai.Tak ada lagi sejoli yang kulihat tadi, namun kini digantikan dengan pasangan yang lainya.Sekumpulan bocah terlihat asyik bermain bola, berpasang pasang remaja tampak seru bermain voli pantai, beberapa orang tua terlihat santai, merebahkan diri dibawah jemuran sang mentari.Suatu tarian khas pulau ini menarik perhatianku, dengan pakaian uniknya sekumpulan orang menari nari, di iringi lantunan musik yang tercipta dari mulut mereka sendiri.Apa arti tarian mereka tanyaku pada seorang tua yang kutemui.
Hiduplah menjulang bak gunung
Biarlah hatimu seluas lautan
Bukan untuk terlihat perkasa
Atau cukup untuk menampung segala perkara
Hiduplah seumpama gunung dan lautan
Untuk memancarkan keindahan
Sebab dari keindahan lahir ucapan syukur dari setiap insan
Pria itu menjelaskan arti tari tari itu kepadaku dengan sahajanya.Aku melemparkan pandanganku ke lautan lepas.Benarkah ini tempat yang kutuju?Ku periksa lagi alamat yang diberikan seorang kawan di handphone ku, hmm betul inilah tempatnya.Seminggu kemudian aku mulai yakin dengan pulau ini, di pulau ini semua orang tampak bahagia.
****
Enam bulan yang lalu aku baru saja kehilangan isteriku. Bukan takdir Tuhan yang melakukanya, melainkan dorongan hati, dan dirinya sendirilah yang memilihnya.Aku tak bisa bilang dia di curi orang, namun dirinyalah yang menyerakan hidupnya untuk orang lain.Kami baru saja menikah satu minggu, saat ku baca suratnya yang menyakitkan itu. Katanya dalam surat itu, bahwa dia telah mempercayakan hidupnya pada pria lain.
Untuk apa dia menikahiku jikalau akhirnya meninggalkanku begitu saja.Sudah enam tahun kami menjalin kasih sebelum akhirnya menikah, artinya selama menjalin kasih denganku dia juga menjalin hubungan dengan pria lain itu, yah buktinya dia berani meninggalkanku di saat kami masih terikat suatu hubungan.Artinya dia berselingkuh.