Mohon tunggu...
Syabil Rofilah Alif Permana
Syabil Rofilah Alif Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - IPB University

Mahasiswa KKN-T IPB 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PMT Bakso Ikan Bandeng, Inovasi Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Desa Grinting oleh Mahasiswa KKN-T IPB

29 Juli 2023   13:00 Diperbarui: 29 Juli 2023   13:01 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan anak-anak dalam menghindari stunting merupakan prioritas utama dalam program tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengurangi angka stunting di Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Brebes. Salah satu upaya yang dilakukan oleh mahasiswa program KKN-T dari IPB adalah melalui sosialisasi dan implementasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa bakso ikan bandeng pada pertemuan Kader Posko Pelayanan Terpadu (Posyandu) pada hari Sabtu (8/7). Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya gizi serta memberikan pengetahuan terhadap kandungan-kandungan pada ikan bandeng dalam mengatasi kasus stunting di Desa Grinting.

Stunting merupakan kasus dimana seorang anak memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan rata-rata tinggi anak seusianya, kasus ini masih memiliki angka yang tinggi di Indonesia terutama pada Desa Grinting. Kasus ini merupakan masalah serius yang harus dihadapi karena berdampak pada kualitas hidup dan masa depan anak-anak. Stunting berhubungan dengan masalah gizi buruk dan kurangnya asupan nutrisi penting pada usia pertumbuhan anak yaitu ketika anak berusia lima tahun. Oleh karena itu peran penting PMT yang memiliki nutrisi lengkap sehingga anak mendapatkan pertumbuhan yang sesuai pada perkembangan otak, organ, dan sistem tubuh lainnya. Pada program ini tim KKN-T IPB membuat PMT berupa bakso ikan bandeng dikarenakan pada ikan bandeng terdapat gizi yang dapat memenuhi nutrisi anak pada usia tersebut. Diolah menjadi bakso agar anak-anak lebih mudah mengonsumsinya karena merupakan makanan yang umum dan disukai oleh anak-anak. Program sosialisasi KKN-T IPB bertujuan mengedukasi tentang pentingnya PMT, khususnya bakso ikan bandeng, pada anak-anak usia dini bertujuan untuk menekan angka stunting di desa Grinting.

Posyandu merupakan salah satu layanan kesehatan yang berperan penting di Desa Grinting dalam upaya meningkatkan kesehatan anak dan pengetahuan ibu terhadap risiko stunting. Sebagai pusat informasi, edukasi, dan pelayanan, posyandu menjadi kanal yang strategis untuk menyampaikan informasi tentang gizi dan pencegahan stunting kepada masyarakat. Setiap posyandu memiliki kader yang berperan sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan program kesehatan, termasuk program gizi dan pemberian makanan tambahan. Dalam rangka meningkatkan efektivitas layanan gizi kepada masyarakat dan membantu mengatasi masalah stunting, tim KKN-T IPB berkolaborasi dengan Kader Posyandu di Desa Grinting. Kolaborasi ini meliputi pemaparan dan sosialisasi mengenai pembuatan bakso ikan bandeng sebagai PMT bergizi tinggi bagi anak-anak.

Sebagai bagian dari perencanaan yang matang, tim KKN-T IPB menjadwalkan untuk mengikuti pertemuan bulanan rutin para kader posyandu pada 8 Juli. Sebelum tanggal tersebut, pada 6 Juli, dua hari sebelum rapat kader posyandu, tim KKN-T IPB melakukan uji coba pembuatan bakso ikan bandeng. Uji coba ini sebagai langkah penting untuk mengantisipasi dan menghindari adanya kegagalan dalam pembuatan saat praktik di hari H. 

Dalam uji coba, tim tidak hanya mencoba membuat bakso ikan bandeng, tetapi melakukan penghitungan nutrisi yang terkandung dalam satu butir bakso ikan bandeng. Selain itu, tim KKN-T IPB juga melakukan penghitungan nutrisi dalam satu bakso ikan bandeng selama uji coba untuk memastikan bahwa makanan tambahan yang dibuat memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak. 

Adanya kolaborasi ini, diharapkan masyarakat Desa Grinting dapat dengan mudah mengakses dan memanfaatkan bakso ikan bandeng sebagai PMT bergizi tinggi untuk mengatasi stunting.

Sosialisasi bakso ikan bandeng dilaksanakan Sabtu pagi (8/7) pukul 08.30 WIB di rumah salah satu kader posyandu Desa Grinting. Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Desa Grinting, Suhartono, dan istri. Acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan kader posyandu terkait penyampaian agenda posyandu Desa Grinting selama sebulan kedepan, dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai bakso ikan bandeng. 

Terkait penjelasan mengenai bakso ikan bandeng, nutrisi di dalamnya, dan cara pembuatannya. Tim KKN-T IPB melakukan praktik langsung dihadapan para kader, agar proses pembuatan bakso ikan bandeng dapat lebih dipahami. Selain itu, para kader pun berpartisipasi aktif dalam praktik pembuatan bakso ikan bandeng tersebut.

Tim KKN-T IPB berharap kedepannya para kader posyandu dapat mengembangkan lebih lanjut Program PMT berupa bakso ikan bandeng ini. Meskipun bakso ikan bandeng memiliki nutrisi yang melimpah dan berpotensi besar untuk mengatasi stunting, namun terdapat kendala terkait dengan harga bahan pembuatan yang tinggi sehingga kurang efisien. 

Tim KKN-T IPB menyadari pentingnya mengoptimalkan sumber daya lokal di Desa Grinting untuk mengatasi masalah ini. Alasan tim KKN-T IPB memilih ikan bandeng sebagai bahan baku pembuatan bakso karena di Desa Grinting terdapat tambak yang membudidayakan ikan bandeng. Dengan demikian, tim berusaha mengembangkan PMT berdasarkan sumber daya lokal yang ada, sehingga bisa berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat setempat dan berkelanjutan.

Salah satu bidan di Desa Grinting, Titin Anisah, menanggapi dengan positif tentang inovasi bakso ikan bandeng sebagai PMT. Popularitas bakso bisa dinikmati oleh semua usia, termasuk balita. Bakso ikan bandeng menawarkan potensi besar dalam menyediakan nutrisi bergizi bagi anak-anak. Namun, menurutnya biaya pembuatan bakso ikan bandeng masih menjadi kendala. Oleh karena itu, perlu pengembangan bahan utama dalam pembuatan bakso ikan bandeng agar lebih terjangkau dan berkesinambungan dalam pelaksanaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun