Mohon tunggu...
Toibul Hadi
Toibul Hadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mengasah yang sedikit.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Zaman Kami Dulu: Pintu Neraka bagi Organisasi Mahasiswa

28 Mei 2022   01:01 Diperbarui: 28 Mei 2022   01:11 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mahasiswa memiliki fungsi-fungsi yang beragam untuk menjaga kestabilan ekonomi, sosial, dan politik. Fungsi-fungsi mahasiswa terbagi menjadi agent of change, social control, moral force, iron stock, dan guardian of value. Fungsi mahasiswa tersebut dapat direalisasikan melalui organisasi mahasiswa.

Dalam berorganisasi, mahasiswa dapat menjumpai berbagai macam dinamika, ada yang biasa saja, ada juga yang menarik. Asyiknya berorganisasi dapat dirasakan dengan berkumpul bersama rekan mahasiswa yang tergabung di dalamnya. Organisasi akan menjadi tempat yang cukup asyik untuk meluangkan waktu, terlebih lagi bagi mereka yang dibantai kejamnya asmara, perihnya cambuk pacar yang telah berubah statusnya menjadi mantan.

Namun, seribu kali sayang, asyiknya berorganisasi akan berubah drastis. Salah satu penyebabnya adalah oknum senior. Pasalnya, sering sekali dijumpai dalam organisasi mahasiswa, terdapat beberapa senior gabut. Mereka adalah senior yang berharap kisahnya mampu menambah semangat juniornya dalam berorganisasi. Mereka yang berharap nadi perjuangannya dulu tetap berdenyut. Namun, mereka tidak akan sadar bahwa kisah-kisah itu biasa saja, bahkan membuat juniornya yang galau akan semakin galau.

Mereka adalah senior yang hobi menguasai forum diskusi dengan kisah-kisah spektakuler. Kisah yang biasanya dibuka dengan ucapan "Zaman kami dulu". Kisah yang menggambarkan seseorang yang terjebak euforia berlebihan. Mereka tidak sadar bahwa menguasai forum diskusi itu sudah mencabut keceriaan diskusi dari akarnya, terlebih lagi diisi dengan kisah-kisah yang spektakuler membosankannya. Mereka biasanya begitu semangat dalam berkisah, sampai kuat berkisah selama berjam-jam. Terlebih lagi ketika Mereka luput bahwa kisah-kisah itu sudah kuno, bahkan layak dimuseumkan, mereka akan lebih semangat.

Berbanding terbalik, bagi mahasiswa baru yang masih polos dan imut, kisah mereka mambuat organisasi seperti neraka, bayang-bayang setiap berkumpul akan mendengarkan kisah yang ngebosenin itu selalu terbayang. Takut karena tidur malam terganggu oleh ajakan ngopi dari senior.

Atas beberapa keresahan di atas, saya menghimbau: Pertama, dengarlah wahai senior yang menggunakan template "Zaman kami dulu...", segeralah bertobat. Mari bercermin, kisah abang-kakak tidak mengubah apapun, buang-buang energi. Kedua, Semangat abang-kakak dalam berkisah itu bertolak belakang dengan semangat kami, buang pede ga ketulungan itu, kami capek, kami butuh kritik agar kami bisa lebih solutif. Terakhir, jika sampai pada puncak kemuakan, percayalah, mampus kau dikoyak-koyak benci!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun